Tuesday, May 22, 2007

Kasih sayang ala Mbah Uti & Mbah Kakung

Pernah mendengar anggapan bahwa kasih sayang seorang kakek -nenek terhadap cucunya pada umumnya cenderung tercetus dalam bentuk memanjakan cucunya. Apa iya? . Yang pasti ini yang betul-betul saya alami sewaktu bapak dan Ibu saya berkunjung ke Bogor minggu kemaren.

Semua aturan yang saya terapkan untuk Alya, bagi kedua orang tua saya dianggap sebagai suatu bentuk pengekangan. Mereka beranggapan bahwa Alya masih kecil, mengapa mesti diterapkan aturan yang terlalu "ketat" . Mengapa mesti diterapkan pengenalan disiplin, mengapa mesti ini - itu mesti dibatasin. Dan menurut persepsi mereka, semua aturan tersebut akan hanyalah akan membuat Alya tersiksa dan terkungkung. "Aku dulu membesarkan kamu dan adikmu gak pake begitu, buktinya baik-baik aja ........bla..bla..bla"

Keleluasaan sebebas bebasnya dan tanpa batas merupakan ekspresi dari kasih sayang mereka, mandi pagi jam 10 siang, makan yang dilakukan sambil bermain, tidak menghabiskan sayurannya, snack yang dimakan tidak pada waktunya, jam tidur malam yang acak-acakan , apapun keinginan Alya pasti akan dikabulkan dan diamini oleh mbah Uti dan mbah Kung.

Tidak ada gunanya menjelaskan kepada mereka akan pentingnya disiplin dan mengenalkan adanya aturan kepada anak balita, persepsi mereka aturan baru akan ada setelah anak mulai dewasa. It's too late kata saya, no way kata mereka karena saat ini mereka belum mengerti. Sekali lagi , hanya akan menjadi debat kusir yang tiada ujungnya. Lebih baik diam dan berusaha menjalankan aturan sebisanya dan tidak memprotes "the way how they love their grand children".

Dan terakhir yang menjadi keinginan dan sedikit pemaksaan adalah, "Lebih baik Alya disekolahken di Tulungagung saja, disana sekolah sudah bagus-bagus, banyak sekolah islam terpadu tinggal milih, TPA juga deket rumah, tempat les juga banyak, ada les bahasa inggris, ada les musik , les piano, disana sekarang sudah maju..bla..bla..bla...."

"Matur suwun, bapak - Ibu atas niat baiknya dan sudah sayang sekali kepada Alya , saya percaya di Tulungagung pasti sudah sangat maju, tapi menurut hemat kami bagaimanapun juga secara emosional Alya lebih baik tinggal berdekatan dengan orang tuanya, karena ikatan emosinysa pasti lebih dekat dengan kami sebagai orang tuanya. Bagaimana kalo bulan depan pada saat liburan semester, Alya dan si mbak akan saya kirim ke Tulungagung dan tinggal bersama Mbah Kung dan Mbah Uti selama sebulan selama liburan sekolah.

Alya sangat terkesan dengan 10 hari bersama mbah Uti en Mbah Kung, gembira sekali keliatannya. Begitupula kami , dimana side efeknya bersusah payah lagi mentrained Alya untuk mulai disiplin dengan aturan yang sudah ada.

Yah...bentuk kasih sayang antara Orang Tua dan Anak berbeda sekali dengan bentuk kasih sayang antara Kakek-Nenek dengan cucunya. Saat ini seorang kakek-nenek bukan masa-masanya mendidik , tetapi lebih ke arah "memanjakan" cucu. Itulah tanda cinta seorang kakek nenek kepada cucunya, Ah jadi teringat setiap kali saya dimarahi oleh orang tua saya dulu , saya selalu berlindung kepada Alm. Nenek & Alm. Kakek saya. Acapkali mereka berdebat hebat gara-gara berbeda pendapat tentang bagaimana mendidik saya dan adik saya waktu itu.

Liburan sekolah hampir tiba, saat-saat yang ditunggu dengan tidak sabar oleh Alya, Mbah Kung & Mbah Utinya.

Tuesday, May 8, 2007

PR dari Bundanya Zebby

Pe er dari Jeng Gege - Bundanya Zebby yang cantik , cerdas en kriwul..(Zebby nya lho ya...catat!). Sorry ya Jeng , saya bener-bener gak enak ati, Pe Ernya baru bisa komplit sekarang, maklum aja processornya masih pake Pentium I belum Intel Core Duo.

Tips memiliki anak supercerdas
(menurut narasumber- dikutip dari Nova- Edisi??)
Menurut pertemuan para ahli, orang tua yang memiliki anak-anak supercerdas berkata :

1. Saya Senantiasa menjawab semua pertanyaan anak saya dengan sesabar dan sejujur mungkin
Alya : Ma, Allah itu wajahnya seperti apa ?
Mama : (Sambil agak bingung jawabnya) Mama juga belum pernah liat wajah Allah kak, nanti kalau kita sudah meninggal dan insyaallah masuk surga kita akan ketemu Allah, nah kita baru tahu Allah itu seperti apa? Makanya kita harus sayang sama Allah ya kak, rajin doa dan sholat.
Alya : Nanti kalo aku ama mama meninggalnya gak bareng, kita gak bisa ketemu disurga dong
Mama : speechless

2. Saya bersikap toleran menghadapi kamar yang berantakan, jika ia belum menyelesaikan pekerjaannya
Alya : Bukan cuma kamar, setiap bermain akan menumpahkan Container tempat mainannya bonekanya ke Lantai ruang tamu yang merangkap ruang keluarga (maklum rumahnya kuecil)
Mama : Alya...kalau sudah selesai maen tolong dong maenannya dimasukin, biar uang tamunya rapi. Hasilnya : kadang mau bantuin beresin maenan , kadang kadang ditinggal begitu saja.

3. Saya memberikan ia ruang atau sebagian dari ruang spesial buat dia
Alya : Ma aku mau ajak si pink bear, rabbit, lala ama Pho tidur ya ma....dia kan lagi sakit, maunya tidurnya ama aku
Mama : Wah kalau mereka diajak tidur sama kita, nanti mama papa gak kebagian tempat tidur dong?? gimana kalo pink bear aja yang diajak....... (sambil pasrah)

4. Saya mencintai dia bukan untuk keberhasilannya, tetapi karena dia adalah dia
Alya : Kami rajin memberikan Alya buku gambar, crayon, pensil warna dsb, tetapi tetap saja tembok rumah selalu menjadi sasaran Alya untuk mencoret-coret, dan Alya jarang sekali berhasil menyelesaikan pekerjaan mewarnainya dengan baik dengan alasan utama "capek".
Mama : Kakak capek ya mewarnai...ya udah nanti diterusin lagi ya kalo kakak udah gak capek? Mama sayang banget sama kakak.

5. Saya memberikan dia tanggungjawab yang bisa dikerjakannya
Alya : Ma..aku mau bantuin mama beresin tempat tidur ya Ma, trus nanti aku yang buka gordennya ya...
Mama : Iya sayang...makasih ya nak..Alya anak yang baik deh..mau bantuin mamanya.

6. Saya menolong dia, agar dia dapat mengambil keputusan dan rencananya sendiri
Mama : Hari ini kakak mau makan apa? Lauknya Ayam goreng atau Udang goreng ? trus sayurnya bayem atau sayur sop? Nanti dibuatin tempe tepung mau juga ya?
Alya : Iya aku maunya tempe tepung aja ama sayur bayem ya ma
Mama : geleng-geleng kepala

7. Saya bawa dia ke tempat-tempat yang menarik
Alya : Pada saat wiken paling sering kami ajak ke tempat wisata Alam yang tidak terlalu jauh dari kota Bogor(sering kami ajak menikmati pemandangn alam di daerah Puncak, Gunung Mas, Bukit Pelangi -Sentul, Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Lereng Gunung Salak, Berbagai Nursery Anggrek, Kebun Bunga) tapi tak lupa kadang ke Mall dan juga Toko Buku, pernah juga ke museum Zoology.

8. Saya ajarkan dia bagaimana caranya memperbaiki hal yang tidak dapat dikerjakannya.
Alya : Alya paling susah untuk membuka T-shirtnya
Mama : Begini kak caranya, tangan kanan kakak diangkat keatas trus kaosnya ditarik dikeluarin dari tangan kakak, trus gantian tangan kiri diangkat keatas trs kaosnya ditarik dikeluarin dari tangan kakak, setelah itu baru deh kaosnya dikeluarin dari leher.

9. Saya bacakan secara teratur buku atau majalah
Alya : Rutinitas setiap menjelang tidur siang dan tidur malam adalah membaca buku favourite Alya : Serial Franklin, Serial Tini, Ira-Ari dan Pandu Menjelajah at least 2 books or more/session.
Mama : Franklin sudah bisa membuka kancing bajunya sendiri, membuka talis sepatunya sendiri.....bla..bla..bla..Finish. Udah ya kak 1 aja bacanya..mama udah ngantuk.
10. Sejak dini saya latih dia membaca
Alya : A-L-Y-A = Alya, M-A-M-A = mama, B-A-B-I = babi, M-B-A-K = babi
Mama : I'm not worry about it, Menurut saya pribadi tidak semua anak siap membaca di usia 4 tahun , saya percaya usia rata-rata yang tepat untuk belajar membaca adalah usia 7 tahun.

11. Saya tidak pernah membandingkan dia secara buruk dengan orang lain
Alya tidak terlalu berani apabila berada disuatu lingkungan/keramaian yang benar-benar baru atau asing, lebih cenderung untuk minta ditemani. Padahal senangsekali rasanya melihat anak-anak kecil yang spontan berani memisahkan diri dari pengasuh atau orangtuanya meskipun disuatu lingkungan yang baru.
Alya : Ma...aku mau maen perosotan yang melingkar-lingkar itu, ayo ma kesitu, aku maunya sama mama.
Mama : Kakak boleh kok pergi sendiri, mama liatin dari sini aja.
Seringkali dia bersikap seperti itu disuatu tempat yang baru . I Love her just the way she is, meskipun seringkali saya memotivasi untuk menjadi lebih pemberani.

12. Saya berikan dia kesempatan ikut menentukan acara liburan
Alya : Besok mama - papa libur gak?? (Kalo jawabannya iya) Besok kita ke Taman Kencana ya Ma, trus kita ke Mall baru , kita ke toko buku , maen di Time Zone trus abis itu Mama ajak aku Belanja Buah deh ...( Maksudnya Botani Square, dimana disitu ada Gramedia, Time Zone en Giant)
Mama : garuk-garuk kepala (inget stok buah dikulkas masih numpuk).

13. Saya tidak pernah mempermalukan atau meledek dia untuk kesalahannya
Pernah sewaktu Alya umur 3.5 (udah gak pernah ngompol sama sekali), kita pergi ke Botani Square, dan berkali-kali ditawarin pipis di toilet mall gak mau (Alya cenderung gak nyaman kalo toiletnya kurang bersih).
Alya : Ma...aku pipis dicelana (sewaktu ditempat parkir), sambil mukanya merah karena menahan malu
Mama : Ya udah..gak papa ya sayang, Alya basah-basah sampe rumah gak papa kan??

14. Saya biarkan dia bermain dengan berbagai tipe orang tanpa memandang latar belakang ras-nya
Saya sendiri berasal dari suku Jawa sedangkan suami saya dari suku Sunda, dan kita tinggal di daerah yang mayoritas penduduknya Sunda. Tetangga depan rumah saya adalah suku Batak dan samping rumah saya persis adalah Chinese, dan sebelahnya lagi Ambon, setiap hari saya dan anak saya berinteraksi dengan baik dengan mereka. Meskipun kalau kita tanya Alya orang apa? Dengan spontan dia akan menjawab "aku orang Sunda". Kebetulan Alya baru bisa membedakan orang dari suku Jawa Sunda, Batak hanya dari logat bahasanya.

Dari seluruh pertanyaan yang ada apakah dapat anda penuhi semua?

Dengan segala hormat, PR ini kulemparkan lagi Ke Jeng Rien, Bunda Shazma en Bunda KeyAl, monggo diterima ya Mom.

Friday, May 4, 2007

Belajar Dari Alam

Ditulis Oleh : Dani Ibrahim


Banyak sekali pelajaran yang diberikan alam kepad kita jika kita memberikan sedikit waktu untuk melakukan perenungan. Alam adalah makhluk allah yang diciptakan untuk mengabdi pada manusia. Alam memberikan pelajaran kepada kita dengan bekerja tanpa banyak komentar apalagi interupsi.

Seperti matahari yang memberikan kasih sayangnya dengan merata kepada planet-planet sehingga terjaga keseimbangan diantara planet untuk terus mengorbit pada bidang edarnya. Meskipun berfungsi sebagai sentral pada tata surya kita, matahari berlaku sangat bijak dengan setia untuk terbit dipagi hari dan tenggelam disore hari. Dia tahu bahwa ada sang bulang yang sedang ingin menampakkan cahayanya.

Matahari tidak pernah merasa iri terhadap bulan yang kelihatan cantik karena cahayanya yang terang dimalam yang gelap. Padahal dia tahu cahayanya itu hanya make up. Bijaknya matahari tidak lantas mengurangi cahaya kepada bulan bahwa sang bulan hanya meminjam cahayanya.

Kita juga dapat belajar dari samudera yang setia dan ikhlas menerima anak-anaknya pulang. Setelah terbujuk rayuan sang awan untuk pergi meninggalkan rumahnya dan ditumpahkan ditempat yang ditentukan. Anak-anak air kembali menuju ibunya. Dalam perjalanan mereka kadang terpengaruh oleh perubahan jaman dan membawa berbagai penyakit. Samudera ikhlas menerima hal tersebut. Karena kecintaannya samudera menjadikan dirinya asin untuk menjadi penawar bagi penyakit anak-anaknya.

Keikhlasan untuk memberi tanpa mengharapkan apa-apa adalah pelajaran berharga dari alam.

Tuesday, May 1, 2007

Sebuah Renungan : Kesetaraan Gender

Ditulis Oleh : Dani Ibrahim

Tadi pagi waktu berangkat ke kantor saya bicara dengan teman satu kendaraan mengenai keluarga. Dia menanyakan nggak nambah anak lagi pak? saya jawab, kayaknya cukup 2 saja, memangnya kenapa? Kan belum ada anak laki-laki (kebetulan anak saya dua-duanya perempuan). Terus terang saya cukup sering ditanya dengan pertanyaan yang sama seperti itu, akan tetapi karena keluar dari mulut teman itu, saya sangat kaget. Tidak menyangka dia akan bertanya seperti itu.

Saya jawab bahwa anak laki-laki dan perempuan itu sama saja, dia menjawab jelas beda. Dari pembagian waris saja sudah berbeda ini menunjukkan bahwa memang Tuhan membuat perbedaan terhadap 2 jenis kelamin tersebut. Saya tambah kaget lagi, keliatannya dia mempunyai pemahaman sangat mendasar atas pertanyaan diatas.

Yang saya tahu Allah menciptakan dan melihat manusia tidak berdasarkan dari jenis kelamin. "Aku tidak membedakan kamu diantara yang lain kecuali taqwanya", itulah kira-kira salah satu terjemahan bebas dari Ayat Al Qur'an. Saya melihat bagaimana pemahaman akan kemanusiaan dan segi-segi sosial lainnya masih dikuasai oleh dunianya laki-laki (maskulin). Begitu juga dengan tafsir-tafsir akan kehidupan sosial sangat dikuasai oleh para ulama yang nota bene banyak dikuasai oleh kamum laki-laki.

Kita bisa melihat bagimana kaum perempuan terpojok kesudut-sudut rumah dan sangat terkekang oleh aturan-aturan yang mengatas namakan keagamaan. Kita bisa melihat bagaimana nasib para kaum perempuan di Afganistan yang begitu tidak leluasa untuk mengekspresikan dirinya meskipun untuk kebutuhan yang sangat mendasar, yaitu pendidikan.

Jelas ada pembeda antara laki-laki dan perempuan, perbedaan itu bukan untuk membedakan akan tetapi untuk saling dan melengkapi diantara keduanya. Perbedaan itu bukan untuk mengikat atau mengurung para perempuan kemudian menempatkannya didunia yang sempit dan tidak berkembang.

Saya jadi ingat saat-saat sebelum rasulullah lahir di Mekkah. Para jahiliyah begitu malu mempunyai anak perempuan dan begitu tega untuk menguburnya. Rasulullah sendiri tidak memiliki anak laki-laki yang hidup sampai dewasa (anak laki-laki beliau- Ibrahim - meninggal tidak lama setelah dilahirkan). Laki-laki dan perempuan sama saja oleh karena itu mari kita bergandengan untuk salin gmengembangkan diri dan mengkatualisasikan diri kita ke posisi yang paling tinggi dimata Allah tanpa melihat berjenis kelamin apa kita.

Monday, April 30, 2007

Morning Sickness Kehamilan Ke-1 VS Kehamilan Ke-2

Kehamilan Ke -1
Secara mental belum siap menghadapi kehamilan ini, 6 Minggu dari hari pernikahan saya, saya divonis hamil. The sickness not only happened in the morning, but all day long. Muntah sehari berkisar antara 3-7 x sehari, begitu membuka mata mual sudah terasa sampai dileher dan muntah dengan sukses. Masuk kamar mandi dan mau menggosok gigi - muntah dulu dong..... Begitu juga sepulang dari kantor begitu membuka pintu rumah, saat itu juga tanpa bisa ditahan muntah lagi dengan sukses......catat lho ya..."Tanpa bisa ditahan". Itu ritual setiap hari sampai kehamilan mencapai diatas 4 bulan, belum ditambah muntah yang lain karena mencium sesuatu yang agak menyengat contohnya ya saat didalam bis (coba sambil dibayangin, kalo naek bis Bogor - Grogol, hayuk orang Bogor yang naek Bis tsb bisa bayangin dong, biar bis AC tp ud kayak ikan pindang..ditumpuk-tumpuk, hmm..really smelly). Setelah Bulan ke-4 agak reda, tetapi kadang masih muntah juga. Tapi jangan ditanya , minimal pulang sampai rumah jam 8 malam , masih kuat kerja sampai jam 10 malem...dan paling "crazy" saya keluar dari kantor jam 11.30 Malam sampai bogor jam hampir jam 1 dinihari. Bukan seneng kerja lho ya.....tapi saat itu lagi dikantor sedang ada internal audit. Sempet mengalami flek dan harus bedrest beberapa hari. Gak bisa makan apapun, semuanya terasa ingin dimuntahkan kecuali jeruk mandarin dan mangga harummanis, tapi gak tahan kalo terlalu asem (malah menimbulkan mual). Berat badan sampai kehamilan bulan ke-3, cukup turun 4 Kg. Tapi setelah bulan ke-5, jangan tanya deh berat badan saya...

Kehamilan Ke -2
Secara mental saya lebih siap menghadapi kehamilan saya saat ini. Mual sama aja, sepanjang hari tapi insyaallah muntah masih bisa ditahan, muntah hanya sesekali...sampai kehamilan saya hari ini saya sukses muntah 4 kali. Hanya bisa bertahan sampai jam 7 malem di kantor, melewati jam itu, wah bisa muntah dikantor tuh....Kekantor kadang masih naik Bis (Bogor-Lebakbulus), alhamdulilah ada antarjemput/ nebeng dengan tetangga satu komplek, jadi lumayan agak nyaman. Masih bisa makan dengan agak baik, masih bisa makan daging -dagingan terutama daging merah (i love dendeng batokok) - jangan sampai Ayam Goreng ya.....(denger namanya ud pusing), ikan-ikan jenis tertentu, cumi dan udang masih bisa masuk, buah-buahan terutama Apel Fuji & Pear Hijau Australia, suka banget juice strawberry dan Jeruk Sunkist. Sampai bulan ke-3 ini saya sukses turun 2 Kg (ada kemajuan dibanding kehamilan Ke-1). Trus kemajuan satu lagi, sepulang kantor buka pintu rumah sekarang udah gak muntah lagi, soalnya ada si bintangkecil yang menyambut mama...he.he..he...

Konon dari referensi buku kehamilan yang saya baca, orang yang mempunyai kecenderungan mabuk darat/laut apabila dalam kondisi hamil rata-rata akan mengalami morning sickness yang lumayan parah dibanding orang orang tidak mabuk darat/laut. Weleh pantesan, lha wong dalam keadaan gak hamil aja, kalo ke Bandung lewat Puncak aja sering muntah.

Mohon doa dari teman-teman semua, mudah-mudahan sepanjang kehamilan saya sehat dan lancar. Amin.

Thanks Temans.............

Duh, saya terharu sekali. Terimakasih teman-teman sudah meluangkan waktunya yang terbatas untuk menuliskan masukannya atas permasalahan saya di postingan sebelumnya. Trus saya juga minta maaf kalo postingan saya secara gak langsung sudah membebani pembaca , bukan bermaksud membagi aura negatif kepada pembaca blog saya , justru saya pengen berguru dari teman-teman semua.

Saya merasa mendapatkan banyak sekali ilmu dan wawasan dengan membaca masukan dari pembaca serta hasil ngiderin blog teman-teman. Semua masukan dari teman-teman sangat bermanfaat buat saya, meskipun ada yang lebih muda dari saya, sebaya , lebih tua, buat saya semuanya menambah ilmu. Senang sekali, inilah keuntungan nyata yang mulai saya petik dari hasil "ngeblog", ya nambah ilmu, teman, sahabat juga saudara.

Eh tapi kali ini saya mau curhat...topiknya sih masih seputar dunia maya.
Ngeblog memang menyenangkan, kita bisa merasa mengenal seseorang dengan baik hanya cukup dengan membaca blog mereka, kita bisa menikmati tulisan dan mendapatkan banyak wawasan dan pengalaman hanya dengan duduk didepan monitor kompi dan lebih jauh lagi kita bisa chatting antara sesama blogger. Tapi baru-baru ini saya "kecele", saya tersenyum kecut ..oh inilah dunia perblogan sesungguhnya...ada pengalaman manis dan tentunya ada pengalaman pahit juga kan. Beberapa kali saya YM - an dengan seseorang yang saya anggap saya cukup mengenal beliau, tetapi saya baru "realize" what kind of gentlemen he is. Duh saya agak kaget dengan kosa kata yang dipilih , agak kasar rasanya ditelinga saya, mengingat saya selalu mencoba untuk selalu memilih kosa kata yang lebih enak ditelinga. Ah tapi ya sudahlah....ini romantika "ngeblog" bukan?. Pernah saya baca di suatu blog, yang isi SB nya/ commentnya bikin merah telinga.....padahal kalo dipikir salah apa ya Si Blogger kok sampe dihujat sebegitunya, tulisannya baik-baik aja , tidak mengkritik seseorang, tidak menyakiti orang tertentu, sampai-sampai saya enggan masuk ke blog tersebut lagi, enggak tega bacanya......
Tapi mungkin saja itu terjadi di Blog saya juga bukan???

Wednesday, April 25, 2007

Adilkah Saya.......???

Setiap orang tentunya selalu ingin diperlakukan adil oleh orang lain, terlepas masing - masing orang mempunyai definisi atau kriteria sendiri dengan konsep keadilan ini. Sebut saja saya, saya mengaku sebagai orang yang peka sekali dengan kata "adil" ini, dalam artian saya selalu ingin diperlakukan adil dan saya merasa saya selau berusaha untuk adil juga dengan orang disekeliling saya. Saya batasi lagi, saya hanya ingin membahas mengenai "adil dengan anak-anak saya".

Kenapa sih tiba-tiba kepikiran mengenai "keadilan" ini?? Masih sehubungan dengan "morning sickness" saya yang semakin tidak bisa dikendalikan (maaf ya "morning sickness", kamu selalu menjadi kambing hitam diatas masalah saya). Semalam adalah puncak rasa bersalah sekali dengan Alya, Alya terkena getahnya akibat kondisi saya ini.

Seminggu terakhir ini, saya mengalami mual luar biasa sepanjang hari bahkan untuk minum atau makan pun sudah suatu perjuangan sendiri apalagi menahan untuk tidak mengeluarkan isi perut selama di Bis atau di kantor (malu atuh kalo muntah di bis apalagi dikantor..). Pokoknya saya betul-betul sedang berjuang untuk diri sendiri, nobody can help me. Salah satu yang terkena dampaknya yang cukup parah adalah Alya. Biasanya sepulang kantor saya masih sempat menemani Alya bermain barang 2- 3 jam , sebelum tidur saya masih sempat membacakan paling gak 2-4 buku cerita kesukaan Alya, sebelum tidur saya sempat bercakap-cakap dari hati ke hati dengan putri kecil saya itu, bahkan saya bisa remote untuk mengatur menu makan buat Alya, masih sempat memikirkan dan membelikan snack kesukaan Alya.

Tapi sekarang?? dengan kondisi saya ini?? sepulang kantor saya sibuk memikirkan gimana caranya bisa makan malam dan gak muntah, sibuk minta dipijit sana sini baik ama papa Alya maupun mbak pengasuhnya Alya, sibuk minta dibuatin teh panas untuk menghalau mual, sibuk tiduran ditempat tidur tanpa memperhatikan lagi tingkah polah Bintang Kecil saya yang saat itu saya tahu banget dia butuh diperhatikan, dan mempercayakan apa yang dimakan Alya hanya oleh pengasuhnya alya tanpa semapt saya kontrol. Justru Alya lah yang seringkali memberi atensi buat saya, Kenapa mah?/ adeknya muntah-muntah terus ya maunya?? sini aku cium adek ya ma (kemudian di menciumi perut saya ..yang sebelum hamil pun udah buncit) dan bahkan ikut memijit-mijit saya dengan tangan mungilnya. Duh baik sekali bintang kecil saya itu......dia sangat sayang dengan calon adeknya yang ada diperut mama , dia suka sekali menyapa adeknya..... Wah..udah mulai melantur ya. Yang pasti karena saking mualnya, tadi malem saya melarang Alya melompat-lompat diatas tempat tidur (karena membuat saya semakin mual), menolak membacakan buku cerita kesayangannya, menolak menggaruk punggungnya seperti yang biasa saya lakukan walaupun sebetulnya emang gak gatal. Dan si bintang kecil terpaksa pura-pura memejamkan matanya disamping saya, meskipun saya tahu dengan pasti bahwa saat itu dia belum mengantuk sama sekali.

Jauh hari sebelum saya hamil, saya sering memikirkan & mengkhawatirkan hal ini. Tepatnya saya mengkhawatirkan apakah saya bisa berlaku adil dengan anak-anak saya kelak? . Apakah saya bisa menerapkan pola asuh yang sama terhadap anak-anak saya? Bisakah saya memberi perhatian, kasih sayang dan tanggung jawab yang sama terhadap anak-anak saya? . Banyak sekali Orang Tua yang tanpa mereka sadari terlalu banyak meletakkan tanggungjawab terhadap anak yang lebih tua dibanding adik-adiknya (ini saya alami sendiri sebagai anak tertua dari 2 bersaudara). Harus banyak mengalah dengan adik-adiknya, sering menimpakan kesalahan kepada kakaknya, harus banyak berkorban untuk adik-adiknya, mesti nemenin adeknya maen (padahal saat itu si kakak lagi kepengen maen tanpa adeknya), harus lebih berprestasi sebagai contoh adik-adiknya. Padahal kita tahu pasti efek dari perbedaan pola asuh diantara anak-anak kita akan berakibat pada pembentukan karakter mereka.

Saya tidak akan memperpanjang mengenai efek pola asuh dan pembentukan karakter, tapi tentu saja saya sebgai orang tua tidak ingin anak-anaknya tidak bahagia karena secara tidak sadar saya menerapkan pola asuh yang berbeda dan saya berusaha menghindari sebisa mungkin munculnya rasa iri atau cemburu diantara anak-anak saya nantinya. Karena saya tidak suka diperlakukan tidak adil, saya berjanji terhadap diri saya sendiri untuk berusaha sebisa mungkin bersikap adil terhadap anak-anak saya kelak.

Tapi kenyataannya, baru juga hamil anak kedua saya sudah bersikap tidak adil terhadap Alya, "Alya jangan lompat-lompat ya nak...mama mual niy....; Kaka bobo sekarang dong....kan kasian adiknya jadi gak bisa bobo; Duh baca bukunya ama papa aja ya...mama mual banget; Alya punggungnya digaruk papa aja ya...mama ud ngantuk niy ; Kaka pipisnya dianterin mbak aja ya..mama pengen baringan niy....; Alya minggu ini tidak usah jalan-jalan dulu ya sayang...mama lemes niy pengen tiduran; Mestikah Alya menerima tanggungjawab atas "rasa mual" yang saya derita? Bagaimana dengan nanti, bagaimana apabila sang adik telah lahir? haruskah bintang kecil saya harus terus menerus berkorban untuk adiknya dengan mengatasnamakan sang adik lebih kecil, adiknya belum mengerti, kaka harus memberi contoh kepada adiknya?? Apakah dengan begitu dia bisa bahagia dengan kehidupannya? Adilkah saya?
Maafkan mama sayang.

Monday, April 23, 2007

Balada Hari Senin Pagi.......

Setelah melewati akhir minggu yang kurang menyenangkan, karena morning sickness yang semakin mengganggu, hari senin pagi ini kulewati dengan sport jantung.

Jam 9 telepon kantor berdering, dari Bengkel Metro 55, bukannya ngasih good news, doh malah bikin senewen, "Apa?...jadi mesti nambah berapa dong.....duh gimana sih mbak mimi ini, bukannya dicek hari jumat kemaren, saya kan jadi .......bla..bla..bla...., ah terserah mbak mimi deh , saya sudah pusing" Brak..Telpon langsung kututup.

Jam 10, hape bunyi dan terlihat no rumah calling. Deg. What's going on then? sambil deg-degan
" Kenapa Mir?"
" Iya bu, barusan Mira lagi ngepel, trus Alya lagi maenan gunting...." (Suara Mira terdengar gemetar)
" Hah ..apa?? trus kena apanya....aduh mira kenapa dibolehin maenan gunting...gimana Alya...bla..bla..bla ...?" lemes.com, gemetaran, suara meninggi, keluar keringat dingin, haiya....jantung udah mau copot rasanya....itu tanda - tanda shock kali ya??
Ah seandainya saya diberi kemampuan lebih untuk berada ditempat lain dlam satu kedipan mata, saat itu juga ingin kupeluk buah hati saya tercinta
" Iya bu..rambutnya aja- poninya diguntingin?"
" Aduh..MIra..beneran gak papa?? gak kena kulitnya, gak kena matanya kan Mir?......aduh Mira..lain kali jangan boleh ambil gunting sendiri ya, kalo maen gunting harus ditemeni, gak boleh sendirian.....kok dia bisa ambil gunting..bla..bla..bla.....(panjangx lebar x tinggi)...coba sini mama ngomong dengan Alya."

Suara disetel pelan & tenang...meskipun dari suara mama masih terdengar bergetar - nahan tangis.
Alya (dengan suara ceria...beda banget dg suara mama yang gemetaran) : " Halo Ma...."
Mama : "Alya ..sayang...lagi maen apa nak?"
Alya : " Lagi maen gunting.....itu aku lagi gunting-gunting rambutku...mama mau liat poniku gak..ni liat ni ma."
Mama : " Kenapa rambutnya digunting sendiri, lain kali kaka gak boleh gunting rambut kaka sendiri ya sayang, kan mama takut kalo guntingnya kena kulitnya Alya , nanti kaka berdarah lho. Kan yang sakit kaka sendiri. Mama jadi sedih deh. Trus kalo kaka mau maen gunting, harus ditemeni ama mbak ya...sayang ya, gak boleh maen gunting sendirian, janji ya sayang....trus guntingnya buat gunting kertas aja, jangan gunting rambut dan baju ya....."

Setelah menginterogasi Mira, mama baru tau kalo sebetulnya gunting sudah disimpan dilaci atas dan Alya manjat meja kecilnya untuk ngambil gunting. Duh.... inilah balada menjadi working mom padahal sudah berusaha do the best dengan safety concern dirumah, berusaha briefing asistant sedisiplin mungkin mengenai hal tersebut. I really miss being a FTM (baca : full time mom) one day.

Jadi teringat artikel yang membahas mengenai wanita-wanita yang memilih bekerja diluar rumah di Kompas hari minggu yang saya baca kemaren. Menurut artikel tsb ada banyak alasan mengapa perempuan akhirnya memilih bekerja diluar rumah. Ada yang butuh aktualisasi diri, ada yang karena sejak kecil terbiasa melihat ibunya juga bekerja dan memiliki penghasilan, tetapi ada juga yang tidak cukup beruntung dihadapkan pada pilihan bekerja atau tidak makan. Hmm.....saya tersenyum sendiri dengan alasan terakhir, kayaknya cocok deh dengan kondisi saya.

Tidak semua perempuan beruntung menjadikan rumah sebagai pangkalan kerja mereka, salah satunya ya saya sendiri. Tetapi tentu saja saya tidak boleh mengeluh, bagaimanapun juga ini adalah resiko yang mesti saya ambil, meski kadang sebagai manusia biasa saya merasa lelah menjalani peran ganda ini. Bukannya sok sibuk atau apalah, ya contohnya hari senin pagi saya tadi yang mesti diwarnai sport jantung untuk urusan rumah tangga, itu belum ditambah dengan urusan pekerjaan kantor.

Saya terharu membaca perjuangan perempuan-perempuan perkasa dalam artikel Kompas hari Minggu, 21 April 2007 "Balada Wagiyem dan Perempuan-Perempuan Perkasa". Sungguh saya malu, melihat betapa hebat perjuangan mereka dalam menjawab tantangan lakon hidup yang mesti mereka hadapi yang disikapi dengan penuh syukur oleh mereka, "saya cuma mensyukuri dan menikmati semua ini."


Mereka ialah ibu-ibu yang perkasa
Akar-akar yang melata dari tanah
perbukitan turun ke kota
Mereka : cinta kasih yang bergerak
menghidupi desa demi desa

Inilah penggalan puisi berjudul "Perempuan-Perempuan Perkasa" karya penyair Hartoyo Andang Jaya ini pun membuat saya menitikkan air mata haru.


*sumber : Kompas, 21 April 2007

Thursday, April 19, 2007

Persabatan di Mata Saya adalah........Uhm...

Seharusnya tulisan ini sudah saya posting beberapa waktu yang lalu, tetapi saya takut apabila hal yang saya tulis ini adalah salah. Tapi kalau pun tidak saya posting, saya justru mempunyai janji yang harus saya tepati kepada sahabat baik saya.

Menurut saya pribadi persahabatan adalah suatu hubungan yang terbentuk karena bermacam hal, bisa karen adanya kemiripan/kesamaan pemikiran, hobby, keinginan, yang pasti ada suatu benefit dari adanya persahabat tsb. Selain itu biasanya dalam suatu persahabatan akan timbul keinginan untuk memberi yang terbaik / rela berkorban antar individu tsb, muncul kesetiaan, kejujuran, empati, simpati dan juga saling pengertian.

Persahabatan sendiri bentuknya juga macam-macam, bisa melibatkan unsur "romantisme" dengan "tentunya" lawan jenis dan bisa juga tidak melibatkan unsur "romantisme" dengan lawan jenis ataupun sesama jenis. Yang ingin saya bahas disini adalah persabatan yang tidak melibatkan unsur "romantisme" dengan sesama jenis maupun lawan jenis.

Terus terang, sejak kecil saya adalah tipe orang yang sangat membutuhkan yang namanya "sahabat" dalam kehidupan saya, bahkan sampai sekarang. Untuk apa?? buat saya adalah untuk lebih membalancing kehidupan emosional saya baik dalam keadaan gembira maupun susah. Buat saya menyenangkan sekali rasanya mempunyai banyak teman dekat baik itu teman dekat perempuan maupun laki laki, saya merasa "ringan" secara emosianal saat saya bisa ngobrol, bertemu ataupun curhat dengan sahabat-sahabat saya.

Total sahabat saya yang sampai sekarang masih bertahan tidaklah banyak ,bisa dihitung dengan jari bahkan. Dan seperti layaknya pertemanan, persahabatan kami juga mengalami pasang surut. Rata-rata sahabat-sahabat saya adalah sahabat perempuan, tapi ada juga beberapa sahabat laki-laki. Entahlah karena sifat atau tipe kepribadian saya, hubungan dengan sahabat-sahabat saya ini agak terlalu "dalam", begitu juga dengan para sahabat saya, sudah seperti dengan saudara sendiri. Akibatnya anak-anak dan pasangan kita pun sering kita libatkan dalam persabatan kami ini. Begitu juga dengan temen deket laki-laki, dengan pasangan dan anak-anaknyapun kita juga dekat. Entahlah? Mungkin cerita saya dibawah ini bisa memberi gambaran mengenai betapa dekatnya hubungan saya dan teman-teman saya.


Yang pasti pernah dalam suatu kesempatan sahabat laki-laki saya & istrinya dimana keduanya adalah alumnus ITB mengadakan reuni dirumahnya , saya yang tidak ada sangkut pautnya dengan ex institusi mereka pun sengaja diundang dan diperkenalkan serta nimbrung dengan teman-teman mereka beserta keluarga mereka. Bahkan pada saat pintu rumah saya rusak dan gak bisa ditutup - disaat suami saya sedang ada tugas diluar kota, dan saya kelimpungan mencari tukang - dengan sengaja mereka datang kerumah untuk mengirim tukang dan menemani Saya dan Alya sampai sore.


Pernah juga suatu saat, temen deket perempuan saya tinggal di bogor melahirkan dan sementara tinggal di rumah orang tuanya di Jakarta, saking sudah saling kangennya dan pengen ketemu , saya dan Alya dijemput suaminya (yang juga adalah temen deket saya) untuk diboyong ke Jakarta dan nginep dirumah orang tua temen saya tersebut. Dan masih teman yang ini juga, dulu sewaktu Alya masih berumur setahun dan kami ditinggal papanya Alya tugas di Medan selama hampir 1 tahun. Hampir setiap minggu si teman dan suaminya dateng kerumah cuma untuk sekedar mengajak maen Alya dan kadang mengajak jalan-jalan Alya dan mereka menyebut diri mereka mama dan ayahnya Alya. Bahkan sewaktu Alya masih berumur 6 bulan ditinggal pengasuhnya secara tiba-tiba, mereka meminjamkan asisten dirumahnya untuk mengasuh Alya sampai saya mendapatkan pengasuh yang baru. Dan seringkali mereka berkata kepada putra semata wayang mereka bahwa tante Luky adalah saudaranya kandung mamanya. Layaknya seperti saudara sendiri, bahkan orang tua temen saya yang ini pun selalu membahasakan diri Kakek dan Neneknya Alya, mereka memperlakukan Alya seperti cucunya sendiri.

Lain lagi dengan cerita sewaktu papa Alya tugas di Medan, saking tidak pernah tinggal disana dan tidak punya sanak saudara sama sekali, sahabat perempuan saya yang tinggal di Medan lah yang sibuk mencari kos buat papa nya Alya dan menjadi penunjuk jalan kesana-kemari. Dan pernah disaat papa Alya sedang sakit dan mesti dirawat di RS , sahabat saya itulah yang menemani ke dokter, mengantar ke rumah sakit dan menjenguknya disela-sela kesibukannya dengan 2 anak, padahal saat itu suaminya sedang tugas belajar di Belanda.

Begitu juga saat sekali lagi papanya Alya dirawat di Rumah Sakit , kondisinya amatlah kritis dan memerlukan tranfusi trombosit, sahabat saya rela untuk meninggalkan jam kantor dan kesibukannya yang luar biasa hanya untuk setia menemani dan memompa semangat dan ketegaran saya dimana kondisi saya saat itu shock total dan hanya bisa menangis dan menangis

Begitu pula disaat ujian demi ujian dari Allah SWT menguji keluarga kami, beban saya terasa sedikit berkurang dengan bercerita dan minta pendapat mereka.

Duh...maaf saya terharu sendiri menceritakan hal ini, bukan bermaksud berbagi kesedihan lho ya. Terimakasih sahabat-sahabatku, Allah SWT yang akan membalas kebaikan kalian dan tetap menjaga persahabatan kita.

Ah inilah balada hidup dirantau, Saya bahagia dengan keberadaan seluruh sahabat-sahabat saya beserta keluarga mereka, sekaligus saya bersyukur dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang ikut baik dalam suka maupun duka. Bagaimana dengan Suami saya?? Alhamdulillah komunikasi diantara saya dan suami cukup terbuka, jadi hal ini tidak menjadi kendala dalam hubungan kami, dan tentunya semua keputusan pasti saya komunikasikan dan mendapat persetujuan dari beliau.

Ya namanya mempunyai sahabat, rasanya manusiawi sekali jika saya kadang merasa "kangen" dengan sahabat-sahabat saya, entah untuk sekedar menyapa, bertemu, curhat ataupun ngobrol begitu juga sebaliknya dengan teman-teman saya terhadap saya. Awalnya saya tidak menyadari ini sampai suatu hari tergelitik membaca salah satu kata dari postingan dari salah seorang
Sahabat, Guru dan Temen Diskusi Saya Terlihat sekali beliau dalam memegang teguh prinsipnya. Saya agak tersentak dan memohon beliau untuk bersedia menulis hal ini tentu saja dari sudut pandang keyakinan kami. Dalam tulisan beliau yang sangat gamblang dicerna yang berjudul "Kangen yang Dilarang" bisa dilihat disini kita bisa melihat jelas batas-batas yang ditetapkan dalam suatu hubungan persahabatan, saya setuju banget dengan penekanan beliau dan saya ingat satu semboyan beliau " Say No to Taqrabuzzina". Terus terang Saya sangat mengagumi prinsip-prinsip beliau , seorang wanita muslimah yang mempunyai prinsip hidup yang tegas, mempunyai wawasan agama yang luas, seorang house wife yang bisa membagi waktu dengan baik diantara kesibukannya dalam menjalankan peran sebagai ummi dari jundi-jundinya, sebagai Istri yang sholeha, dan hebatnya beliau masih bersemangat untuk mengaktualisasikan diri untuk mendedikasikan ilmunya dan sangat "care dan berempati" dengan sahabat-sahabat beliau.

Thanks Ukhty, Ukhty telah mengingatkan saya tentang bagaimana seharusnya bersahabat, bagaimana kita mesti menjaga diri sebagai wanita muslimah dan bagaimana kita tetap menjaga tubuh dan hati kita dari Zina. Insyaallah saya dan sahabat-sahabat saya masih mampu menjaga tubuh dan hati kami dari hal yang diharamkan oleh Allah SWT. Once, hubungan persahabatan kami mengarah ke sesuatu yang dilarang Allah, Insyaallah dengan tegas kami akan memutuskan hubungan persahabatan kami. Bukankan yang ada didunia ini bersifat Fana??

**Tulisan ini saya dedikasikan untuk sahabat baik saya yang saya kasihi - Riny Pratomo serta sahabat-sahabat terbaik saya - Kel. Nani&Mas Zulham, Desi, Tina, Eggy, Yuda, Kel. Mas Dani Ibrahim & Mbak Maya.

Tuesday, April 17, 2007

Pergaulan Anak Balita Jaman Sekarang.

Anak Balita itu artinya anak usia dibawah lima tahun, salah satunya ya putri saya Alya. Secara psikologis saya masih menganggap anak-anak tersebut meskipun sudah mulai mampu menyerap berbagai informasi dan mulai mandiri, tetapi mereka masih banyak berimajinasi. Saya dibuat terheran-heran dengan tingkah laku anak - anak tersebut.


Sekitar hampir sebulan yang lalu saya menerima telpon dari Ibunda Rama, temen sekelas Alya. Ibunda Rama bertanya kepada saya, Alya cerita apa saja tentang Rama?. Kebetulan 2 hari sebelumnya Alya bercerita tentang Rama kalau mereka sering bernyanyi bersama - sama . Tapi anehnya sang bunda ini terus mengorek, selain itu cerita apalagi mom? Ada cerita cerita yang aneh gak?. Saya yang jadi bingung ada apakah gerangan? Ternyata oh ternyata, menurut cerita ibunda Rama, kemarennya Rama bercerita kepada Ayah - Bundanya bahwa disekolah Rama mencium pipi Alya karena dia suka dengan Alya. Dan tentu saja sang bunda takut Alya nangis or mamanya tersinggung. Dan berkali-kali sang bunda minta maaf atas kelakuan Rama. Saya pun menanggapi dengan santai, mereka masih anak-anak dan tentunya mereka belum mengerti dan tarafnya pun hanya mencium pipi Alya. Tetapi yang membuat saya agak resah, sewaktu saya cross check ke Alya mengenai hal ini, Alya menyanggah hal tersebut. Berkali-kali saya korek-korek Alya tetap saja dia menyatakan , dia tidak pernah dicium Rama . Oke akhirnya saya mengalah meskipun masih penasaran juga, mengapa kok Alya tidak mau terus terang dengan saya. Selang berapa lama , saat mengantar Alya sekolah saya sempat konsultasi dengan bu Tisna. Bu Tisna ternyata sudah mengetahui duduk permasalahannya dan yang bikin saya agak kaget, ternyata apa yang dikatakan Alya adalah betul. Alya tidak pernah benar-benar dicium oleh Rama, ternyata itu adalah imajinasi Rama sendiri. Duh lucu juga ya.....tetapi menurut guru Alya, memang untuk usia 4 tahun adalah saat saat yang full imagination.

Cerita yang lain lagi, kebetulan dari usia 2 tahun saya sudah mulai mengenalkan nama lengkap orang tua, alamat lengkap rumah dan terakhir adalah menghafal no. telp rumah, hp saya dan no. telp rumah sahabat-sahabatnya dirumah (Bella dan Ai). Beberapa hari yang lalu, seperti biasa setiap 2 minggu sekali Alya membawa pulang hasil prakarya disekolah. Dan salah satu pelajaran dalam sebulan ini salah satunya adalah pengenalan alat-alat komunikasi dan belajar mengenal angka. Entahlah yang pasti , pagi ini saya mengangkat telpon dari seorang little boy, namanya Dirgham dan ingin bicara dengan Alya. Hah...? gak salah niy...setahu saya Dirgham adalah temen satu kelas Alya sekaligus temen jemputan Alya, dan memang menurut ibu guru Alya Dirgham ini sangat perhatian dengan Alya, anaknya kalem dan sabar. Kebetulan Alya masih bobo, jadi saya minta Dirgham telpon lagi nanti, kalo Alya sudah bangun. Sekitar setengah jam kemudian telpon berbunyi lagi, saya minta Alya yang mengangkat telpon. Dan benar, yang telpon adalah Dirgham lagi. Yang mereka obrolin adalah, apakah sudah mandi? sudah pakai baju belum? nanti sekolah gak? Nanti kita berangkat bersama ya? dirgham ngapain telpon kesini.?...Selidik punya selidik ternyata kemaren Dirgham pengen tahu no. telepon Alya dan dikasih taulah sama Alya. Duh saya dibuat terheran-heran dengan fenomena ini.

Meskipun saya sering menjumpai Alya bertelepon ria dengan Bella dan Firly (sahabat Alya dirumah), kali ini saya merasa aneh ada temen sekolah dia yang telepon, cowok pula. Duh Lucu ya. ...Ini baru play group, apalagi kalo sudah TK?? SD?? SMP?? SMA?? Kuliah???, kayaknya saya takut untuk membayangkan pergaulan anak saya menjelang remaja kelak. Apa yang bisa saya siapkan sejak dini untuk menghadapi hal tersebut ya?.