Saturday, March 29, 2008

Happy Birthday Kakak Alya

29 Maret 2008

Tak terasa hari ini usia Alya genap 5 tahun. Selama 5 tahun ke belakang adalah very very wonderful moment buat saya sebagai mamanya Alya. Yang paling besar adalah perasaan suka cita sekaligus gembira mendapati perkembangan bayi mungil saya yg pada saat dilahirkan cuma seberat 2.85 Kg disebuah klinik bersalin kecil di Bogor dan kini bintang kecil saya telah menjelma menjadi gadis cilik berseragam sekolah lengkap dengan kaos kaki putih panjang sampai betis dan sepatu warna hitam yang berkesan resmi . Aih bangga rasanya memandangnya, ternyata bintang kecilku sudah besar ya.

Sebagai mamanya, tentu saja sejak Alya umur sebulan saya sudah bisa menebak tipe kepribadian Alya kelak. Dugaan saya benar, Alya tumbuh menjadi anak yang terbuka, mudah bergaul, riang dan murah senyum, ditambah semakin hari semakin nampak rasa empatinya yang cukup besar. Sejak berumur sekitar sebulan or 2 bulan, begitu membuka matanya di pagi hari - Alya bayi akan selalu menyuguhkan senyum terbaiknya kepada kami. Sungguh, saya menikmati moment moment ini, kantuk yang amat sangat langsung lenyap mendapati senyuman malaikat ini. Apalagi saat kami berusaha mengajaknya bercanda, suara gelak tawa sangatlah mudah keluar dari bibir mungilnya.

Semakin hari makin terlihat jelas Alya adalah anak yang logika berfikirnya berkembang cukup baik, sejak mulai bisa berbicara , kadang kami dikejutkan dengan pernyataan maupun pertanyaan dia yg kadang jauh melampau usianya. Kemampuan berdiplomasinya terlihat jelas dimata kami, Alya akan selalu mengarahkan kami ke pernyataan memojokkan sehingga seringkali kami tidak mampu lagi menolak keinginannya. Sejak bayi sampai saat ini, dia tidak akan menggunakan teknik menangis , menjerit-jerit ataupun mengamuk untuk memperoleh keinginannya. Cukup dengan kalimat yang mengarahkan kami dan nada lembut, dia akan menyampaikan maksudnya untuk mendapatkan sesuatu.

Dan yang membuat kami bangga, empatinya terhadap orang lain luar biasa besar menurut kami. Tak jarang kami mendapati cerita bahwa dia membagi bekal makannya untuk de Ahra, membagi pin yang saya belikan untuknya buat lala temen sekolahnya, membagikan bajunya yang masih bagus dan menyumbangkan boneka yg jarang dia mainkan untuk neli -anaknya mbak nah. Apalagi sekarang setelah ada adek Asha, dengan senang hati dia akan telaten menemani adek Asha bermain dan mengajaknya ngobrol, sementara mbak Nah sedang mencuci popoknya Ade atau mama lagi mandi.

Si kakak Alya pintar sekali menyembunyikan rasa cemburunya kepada adeknya, saat melihat saya banyak mencurahkan perhatian dan mendaratkan ciuman saya dipipi Adek Asha, meski beberapa kali Alya sempat protes dan berkata saat saya bilang kalo saya mencintai Alya ," ah mama kan gak sayang sama aku, mama sayangnya sama adek". Kaget banget mendapat sindiran halus seperti itu, dengan susah payah saya memberi pengertian dan meluruskan pendapat alya, itupun masih dijawab oleh Alya," buktinya kalo aku dimarah-marahin terus, tapi kalo adek dicium-cium terus". Kakak Alya sayangku, mama sayang banget ama kakak Alya, sayang banget. Mungkin saat ini kakak belum bisa mengukur cinta mama buat kakak Alya, tapi kelak kalo kakak Alya sudah besar nanti, kakak Alya akan tau cinta dan sayang mama buat kakak Alya dan adek Asha adalah sama. Mama sayaaaang banget sama kakak Alya dan Mama sayaaaang banget dengan adek Asha juga. Maaf ya sayang, kalo selama ini kamu merasa tersisih.

Seringkali Alya membuat saya trenyuh dan mbrebes mili dikala dia membela papanya bahkan juga adek Asha, saat saya berargumen kelewat meledak ledak dengan papanya. Bahkan Alya pernah menangis terisak - isak sambil berkata,"kasian kan mah adek asha kan masih kecil, dia kan belum ngerti" disaat saya melepaskan emosi saya dengan mengatakan sesuatu yang agak keras kepada adek asha. Dan beberapa kali dia bercerita, bahwa dengan berani dia menegur si A - karena si A telah mendzolimi Zahra, de Ahra or lala dan teman -teman sekolahnya yang lain, dengan resiko malahan dia sendiri yang akan didorong atau kadang dijambak rambutnya oleh si A.

Eh tapi Alya juga anak yang lucu juga lho...celetuknya kerap membuat mama-papa, mbak nah dan bahkan si adek asha tertawa tergelak gelak.

Ah Alya...kamu semakin membuat kami jatuh cinta, kemauannya yang besar dan semangatnya yang luar biasa membuat dia mampu menaklukkan rasa takutnya untuk mampu dan berhasil menaiki sepeda roda duanya di , sehingga dalam hitungan 30 menit sejak roda bantuan dilepas dia mampu mengendarai sepeda roda duanya. Trimakasih Alya, ini kado terindah buat kami di usiamu yang ke 5.

Mama papa hanya bisa memenuhi permintaanmu berupa kado berupa sepeda berwarna pink yang ukurannya lebih besar dibanding sepeda mungilmu sebelumnya, seperti yang kamu pinta dan pilih sendiri dan bahkan kamu minta sepeda tersebut didatangkan seminggu sebelum hari ulang tahunmu. Selain itu mama juga sudah memesankan kue ultah bergambar princess snow white buatmu.


Selamat Ulang tahun yang ke-5 , Sayangku, Cintaku, Buah hatiku. Kami selalu mendokanmu supaya kamu selalu menjadi anak yang baik, sholeha, santun, dan juga berbakti dengan mama papa, memperoleh kedudukan yang mulia dimata Allah SWT, berguna bagi agama dan juga negaramu. Mudah-mudahan dengan bertambahnya usiamu kamu makin pintar, cantik dan tambah sehat ya..sayang.

Kami bertiga sungguh sangat mencintaimu bintang kecilku....

Mama-Papa-Adek Asha

Friday, March 28, 2008

Layangan

Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang layang

Bermain, Berlari
Bermain layang layang
Berlari kubawa ketanah lapang
Hatiku riang dan senang



Inget jaman dulu ya ? setiap memasuki musim kemarau dimana angin berhembus kencang, maka saat itulah musim layang-layang tiba, dimana-mana orang nerbangin layangannya, dan semakin seru saat rame-rame berburu - mengejar layangan putus. Wah serasa dapat durian runtuh rasanya. Jaman kita masih anak-anak, kebanyakan kita bikin layangan sendiri dimana seinget saya cara bikinnya kurang lebih sama kayak lagu tsb diatas, trus kita pasang benang bahkan ada yang bersusah payah benangnya dikasih telur + pecahan beling (pecahan kaca yg sudah dihaluskan), supaya kalo sambitan (red. ngadu layangan) bakalan menang. Hmmmm ... ditambah lagi siulan-siulan yang dipercaya bisa memanggil angin supaya datang.


Kayaknya seru banget ya?... pasti. Berbeda dengan tempat saya tinggal sekarang - meskipun masih ada yang suka bermain layangan tapi "hawa" nya berbeda sekali dengan "hawa" saat masa kecil saya bermain layangan dikampung halaman saya dulu banget..puluhan tahun yang lalu. Pengen rasanya membagi rasa suka cita dan pekik gembira dengan Alya saat sang layangan bisa mengudara . Sayang, rasanya hal itu agak sulit kami lakukan, tanah lapang yang kanan kirinya diapit dengan rumah-rumah bertingkat, lalu lalang kendaraan yang cukup membahayakan bagi yg sedang berkonsentrasi menerbangkan layangan bakalan mengganggu keasyikan bermain layangan.

Jadi aktifitas seperti foto diatas dan disamping ini yang bisa kami bagikan kegembiraannya buat Alya. Yup...dengan sekedar mewarnai layangan ini sudah bisa membuat gadis kecil kami tekun sesorean berkutat dengan cat air dan layangannya dan memekik gembira setelahnya. Meskipun setelah menyelesaikan mewarnai layangannya, hujan mulai turun rintik-rintik..

Maap ya Alya, mamam & Papap janji buat ngajakin kamu dan adek Asha but nerbangin layangan ditempat yang lebih luas dan lapang supaya mainnya lebih seru.

Tuesday, March 25, 2008

Alya and The Flying Fox

Aku tuh penderita Fobia terhadap ketinggian. Fobiaku cukup lumayan - naik tangga or eskalator sudah membuat aku ketakutan, apalagi kalau naik jembatan penyebrangan yang lumayan tinggi dan tangganya menjulang keatas, atau elevator kaca...wah ditanggung kakiku bakalan gemetaran sampai sampai gak bisa bergerak.

Terus terang aku khawatir menularkan fobia ini ke anak-anaknya - saat ini Alya tentunya. Aku gak pernah membahas ini dengan Alya, tapi secara gak langsung tentunya Alya memperhatikan aku pada saat naik tangga or eskalator di mall. Gara-gara fobikau tsb, otomatis aku juga agak over protektif thd Alya semisal menaiki tangga, sering banget wanti wanti untuk pegangan, hati - hati en de el el. Mungkin secara gak langsung aku menulari Alya fobia thd ketakutan.
Untungsya setelah kuamati alya saat bermain, tak nampak ketakutan or keraguan di wajah alya untuk memanjat manjat tangganya perosotan, bahkan naik tangga sendiri pada saat kita pergi kerumah teman or kerabat yg terdiri dari 2 lantai dan juga berani lompat dari meja yg agak tinggi tanpa ragu ragu.


Jadi sebetulnya Alya punya potensi jadi pemberani en nekat . Bakat ini tentunya tidak diturunkan dari aku tetapi didapat dari si papap, secara si papap ini dari dulu suka banget menekuni en menggeluti profesi sbg pecinta alam, keluar masuk hutan en gunung jadi hobby papap, nyebur lahan gambut di pedalaman kalimantan pun gak canggung. Tapi sayang sejak pacaran dari tahun 1997 sampai detik ini , si papap gak pernah berhasil sedikit pun menggiringku untuk camping maupun hiking even cuma di kawasan Gn. Gede Pangrango pun. Maklumlah aku tipe orang rumahan banget.

Kapan hari kami sengaja ajak Alya ke salah satu FO tas yang cukup besar di Bogor, dimana situ ada tempat bermain untuk anak, salah satunya adalah flying fox. Kami berdua berencana menjajal mental ato keberanian Alya untuk mencoba Flying Fox. Untuk memotivasi Alya supaya berani mencoba hal baru, perlu strategi dalam berkata kata - kata , kuncinya berikan narasi yang menarik dan penuh semangat. Sejak dari rumah dan disepanjang perjalanan aku sibuk menceritakan betapa serunya flying fox ini.

Awalnya kutanya sama Alya,"kak, mau main flying fox gak? itu lho yang terjun dari atas, kayak main perosotan tp pake tali, mau gak kak?, anak-anak kecil seumuran kakak banyak yang suka lho, trus kalo udah terjun nanti dari atas kakak sambil teriak yang kenceng ya ...biar seru". mendengar narasiku yang kesannya menarik dengan spontan, gadis kecilku jawab," mau...". Beneran nih? aku tantangin lagi. "IYa, mam..aku mau main flying fox."


Good, langkah pertama sudah sukses. Kemudian kita pergi ke tempat pendaftaran dan memakai peralatan safetynya, helm dan tali pengait. Sebetulnya aku agak deg-degan sewaktu nunggu giliran, takut alya membatalkan niatnya. Beberapa kali kukedipin si papap supaya bantu aku terus terusan memotivasi alya.


Ternyata langkah kedua masih sukses, setelah memakai kostum flying fox, alya masih excited meneruskan niatnya. Selanjutnya Alya menaiki tangga naik ke atas pohon yang ketinggiannya pasti bikin kakiku gemeteran. Tentunya yang menemani Alya bukanlah seorang penakut sepertiku, si papap yang menuntun Alya. Aku sudah siap siap dengan kamera butut (hih lg sebel niy ama kamera, pixel nya aj gedhe..tp gak anti shake..ya murah gitu loh).


Dari bawah aku udah siap siap ngliat Alya turun dari tangga alias gak jadi meluncur dengan flying foxnya. Ola la..ternyata jauh diluar dugaanku....dengan senyuman khasnya Alya berhasil meluncur dengan mulus. Alhamdulillah ternyata kutukan fobia terhadap ketinggian tidak hinggap di Alya.


Good job, my li'l princess. I am proud of you.



Friday, March 14, 2008

The B.I.G D.A.Y ; behind the scene

Berikut adalah cerita-cerita yang masih kuingat dibalik proses melahirkan anak ke-2 kami : Aisha Nisrina Nadia yang dilahirkan pada tanggal 5 Desember 2007. Ceritanya dimulai dari tanggal 29 November 2007 - 7 Desember 2007.
Monggo silahkan dinikmati !!!!!

6-7 Desember 2007

Alhamdulillah kali ini aku bisa ngasih full Asi untuk Adek Asha, even tidak rooming in - kebetulan kalau malem bidan jaga mau bolak balik mengantar adek Asha ke kamar ku. Dan lebih kebetulan lagi, malem itu setelah jam 12 malem si adek malah ditinggal dikamar sampai subuh, karena menurut cerita ternyata td malem ada beberapa sectio dan bidan jaganya kecapekan. Tapi sebelumnya aku sempet minta ijin dengan ibu sebelah, takut terganggu, untung mereka berdua baik dan mengerti kalau aku memberi Asi exclusive untuk anakku.

Adek tambah pinter minum Asinya dan bobo pules disampingku sampai subuh. Baru setelah subuh diambil oleh suster untuk dimandiin dan ditaruh dikamar bayi.
Paginya setelah sarapan bihun goreng + susu, aku dibel buat nyusuin ade diruang menyusui yang letaknya disebelah ruang bayi. Pagi itu mas Rahman & Mbak dian, Siangnya Mbak maya - istri mas Dani dan bUdhe Ii en Pakdhe Hartono dan sorenya Desi , Om davit en tante hesti dateng nengokin. Papanya Alya-Asha pulang dulu karena ngantuk berat - gak tidur hampir seharian.


Sewaktu si Adek Asha dibawa minum siang, aku lihat ditangannya ada bintik merah agak lebar dan jumlahnya banyak..trus mimiknya sambil agak rewel. Aku bilang dengan suster jaga, mereka bilang mungkin ini alergi, trus aku minta konsul dengan dokter Susie lagi. Kebetulan dr. Susie masih ada pasien jadi belum pulang. Beliau bilang ini alergi..beliau tanya ibu makan minum apa saja, trus beliau curiga ini karena aku minum susu sapi. Karena ASIX, aku dilarang minum susu sapi dulu untuk melihat pencetus alergi, selain itu jg diobservasi apakah karena alergi minyak telon atau alergi bedak bayi.


Sewaktu mimik ASIX siang untuk kedua kalinya, kulihat bentol bentol merah masih ada. Sorenya si adek dibawa kekamar untuk minum dan bentol merahnya mulai berkurang. Kakak Alya datang lagi nengokin adeknya, si kakak bercerita kalau dia sudah memberitahu ibu guru disekolah kalau adiknya sudah lahir.


Sehabis ngasih mimik jam 9 malem, aku minta bidan jaga supaya si adek ditaruh dikamarku lagi aja. Tetapi bidan jaga menolak, blio bilang kalo nangis akan dianter kekamarku or ngebel kamarku aja. Eh pas lagi tidur tidur ayam tiba tiba bidan jaga nganterin adek asha yang lagi kejer nangis. Ternyata si adek minta minum lagi dan menurut bidannya si adek nangisnya kenceng banget sampai sampai membangunkan teman-temannya, jadi 4 bayi yang waktu itu ada dikamar bayi jadi ikutan nangis gara gara adek asha...he.he..he.. Akhirnya si bidan nyerah si adek bobo lagi sama aku baru setelah subuh diambil lagi sama bidan jaga. Untung banget ya..even sekamar bertiga tapi alhamdulillah aku bisa setengah rooming in sama adek Asha.


Besok paginya ada kabar gembira, dr. Susie datang lagi kekamarku dan menyatakan bahwa adek asha alergi susu sapi yang aku minum dan tidak alergi bedak ataupun minyak telon, trus satu lagi, lebam biru dipipi kanan dan kiri si adek ternyata adalah perdarahan dibawah kulit akibat tekanan di jalan lahir dan bukan mongolian spot dan dalam beberapa hari ini akan sembuh. Alhamdulillah ya Allah...terimakasih banyak atas karuniamu yang luar biasa ini. Dan sore itu aku dan adek asha sudah boleh meninggalkan rumah sakit.

Welcome home Adek Asha..


4 - 5 Desember 2007

Pagi itu aku janjian sama temen kantor buat conference lagi ama calon EO, kebetulan sebelumnya aku harus ngasih data buat bahan conference eh tiba - tiba laptopnya gak bisa log in, gak bisa masuk ke windows...panik trus telp IM dikantor , ternyata no way out , satu-satunya jalan mesti dibenerin ama IM.


Entah karena stress or panik tiba tiba kayak ada sesuatu yang pecah dibawah sana, trus agak mules kayak hari pertama mens, tp karena lagi panik gak sempet ngecek. Trus karena pengen BAK, aku baru liat ternyata kok ada flek plus ada noda merahnya, Waktu itu sekitar jam 11.00 an. Dirasa-rasa, kok kayak udah kontraksi even belum kuat banget, mulai deh ngitungin interval kontraksinya. Ternyata jaraknya berkisar antara 15 - 25 menit. Wah panik campur lega, baru deh mulai packing bawaan untuk ke rumahsakit sambil ngabarin papanya Alya.

Saat itu perasaan takut en ngeri udah gak ada lagi, di pikiranku cuma satu – gimana caranya bayi ini bisa keluar dengan selamat. Trus jam 13.00 an, papa Alya sudah sampe rumah – he..he…he..ternyata si bapak satu itu terlihat jauh lebih tegang dibanding aku. Papa Alya sempet bantuin ngitung kontraksi dan waktu kontraksinya masih sama sekitar 15-25 menit dengan waktu kontraksi sekitar 30 detik – 1 menit, saat itu aku masih pengen mastiin bahwa ini memang kontraksi beneran. Sampai jam 14.00 masih kontraksi terus , akhirnya kita ngambil kesimpulan, wah mungkin ini memang kontraksi beneran bukan kontraksi palsu lagi. Makin lama kontraksinya makin kerasa banget sakitnya , dan aku pikir wah mungkin ini udah bukaan 3 or 4.

Setelah serah terima Alya ke mbak Nah dan Nur, kita mutusin berangkat ke RS jam 17.00 supaya bisa sampai RS diatas jam 18.00, berhubung waktu tempuh antara rumah dengan RSIA Hermina sekitar 40 menit, padahal jaraknya gak nyampe 5 KM – sekarang lagi ada pembangunan jalan lingkar luar Bogor dg jarak segitu bisa ditempuh 2 jam perjalanan. Aku pikir lebih baik nyaman kontraksi di rumah drpd di RS.

Sebelum berangkat ke RS aku sempet nangis, tiba tiba merasa sedih banget karena mesti ninggalin Alya. Trus sempet kepikiran hal-hal yang enggak-enggak, mengingat kemaren ada beberapa kasus melahirkan yang cukup sulit. Aku peluk Alya erat banget, kucium-cium si kakak. Suer saat itu aku sudah pasrah bongkokan...pasrah banget ama Gusti Allah, seandainya terjadi apa apa sama aku.

Sempet mikir, nanti gimana Alya dan si adek bayi kalau aku gak ada. Bahkan aku sudah pesen sama papanya Alya, tolong sayangin anak-anak : Alya dan si Jabang bayi, tolong sayangin mereka dengan sepenuh hati, tolong didik mereka dg baik, tolong sekolahin setinggi tingginya, si Nah suruh ngasuh mereka ampe mereka besar, kalo bisa jangan merried dulu sebelum anak anak dewasa..he..he.he.. Pokoknya saat itu aku ngelantur banget, sampe papanya Alya sempet meluk aku sambil netesin air mata. Indihe banget gak sih.




Sepanjang jalan aku dan papanya Alya saling diem dieman sambil dengerin lagu rohaninya Opick (saking nervousnya)...saat itu rasanya campur campur (ya takut, ya khawatir, ya seneng..tp yang paling dominan adalah deg-degan..gak puguh). Aku sempet minta brenti, mampir ke toko roti, ngapain lagi kalo gak beli roti en kue – kue tradisional kesukaanku. Aneh banget ya….sempet-sempetnya mikirin makanan. Bahkan papanya alya sempet komentar, " ini mau melahirkan ato mau piknik sih??" . Salah satu caraku ku untuk mengalihkan rasa deg-deganku salah satunya adalah makan dan makan (jadi tau kan kenapa berat badanku gak mau turun juga). He.he.he..

Jam 6.30 malem "Sudah sampe RS, aku disuruh masuk ke ruang VK dulu buat di observasi kontraksi beneran or kontraksi palsu. Dipasanglah alat CTG diperut dan aku sempet tanya sama bidan jaga nanti bisa ditolong ama dr. Husein gak? soalnya hari itu kan masih tgl 4 dec, aku khawatir si dokter masih di luar kota. Alhamdulillah dr. Husen sudah ada di Jakarta saat itu dan insyaallah bisa menolong aku bersalin. Trus gak lupa mesen mesenin lagi ke bidan aku mau IMD, Asi Exclusive en imunisasi Hep B, BCG en Polio segera setelah bayi lahir".

Dari hasil CTG , dr. Husen (via phone) memastikan bahwa ini memang kontraksi betulan bukan sekedar braxton hicks, bidannya mulai periksa dalam - guess what ternyata yang kukira udah bukaan 4 or 5, ternyata masih bukaan hampir 2......padahal sakitnya sudah luar biasa tuh.... Sementara pas jaman alya dulu bukaan 5 aku masih bisa becanda ama bapaknya Alya sambil potong kuku sebelum nyakar nyakar..he.hee emang yg beranak singa ????


Sempet ngliatin jam terus terusan...kalo jam 7.00 aja masihi bukaan 2 bisa bisa baru jam 3 an melahirkan. Udah berusaha mengalihkan perhatian pada saat kontraksi - mempraktekkan ajaran di senam hamil, tp perasaan mulesnya tetep aja gak bisa ditahan.


Jam 9.30 malem" adikku davit en hesti dateng dan nemenin aku , saat dicek lagi masih bukaan 2 mau ke 3...woalah suwene rek. Bener bener ni gak maju maju bukaannya, sementara kontraksi kali ini bener bener luar biasa rasanya... ".

Pada saat kontraksi datang, aku coba buat miring sakit juga, buat meringkuk sakit banget, dibuat telentang sakit juga, sempet mencoba berdiri (mengandalkan gaya gravitasi bumi untuk mempercepat bukaan) ternyata kakiku malah gemeteran saking gak nahan sakitnya, daripada jatuh, lebih baik tidak mencoba posisi ini even posisi ini diyakini mempercepat bukaan. Akhirnya kalo kontraksi datang dan aku sama sekali gak tahan, aku peluk papanya alya trus papanya alya sambil bantu mengusap usap punggungku. Kadang usapan punggung malah mengganggu. Wis pokoknya serba salah. Begini salah, begitu salah.


Jam 00.00 " ternyata sakitnya makin menjadi, interval kontraksinya makin cepet tiap 5 menit sekali. Aku panggil panggil bidannya, perasaan teh kalo manggil bidan trus bidannya dateng aku lebih bisa menghadapi rasa sakit. Bidan periksa dalam lagi dan saat itu baru bukaan 5. Sempet mikir, wah maksimal 3 or 4 jam lagi udah melahirkan, kok ya masih lama ya...sementara kontraksi nya gak ada habis habisnya, terus terusan dan sakit luar biasa".


Trus lucunya, si mbah uti ama mbah Kung Tulungagung saking worried nya tiap jam nelponin..pernah lagi kontraksi HP malah bunyi , gak diangkat malah terus terusan bunyi. Yo wis kita matikan dulu (dulu pas jaman melahirkan Alya juga begitu, mbah kung telpon tiap jam, kita matikan hp malah mbah kung panik banget).


Jam 03.30 " dr. Husen sudah tiba di RS. Kedatangan dr Husen ini membuatku sedikit bernapas lega dan membangkitkan semangat, tp sayangnya pas dicek beliau masih bukaan 7. 30 menit kemudian dicek lagi , masih bukaan 7 juga, Akhirnya beliau menawarkan opsi untuk induksi karena kontraksi gak terlau kuat banget dan tidak cepet. Aku setuju aja, karena selain udah gak bisa nahan sakit, aku juga merasa sudah mulai kecapekan krn gak bisa istirahat sama sekali dan takut malah gak bisa push pada saat melahirkan ntar, dari pinggul sampai betis kakiku saat itu sampai pegel en kaku banget karena nahan kontraksi.

Jam 04.00 " Aku diinduksi , even pernah denger kalo induksi ini sakit luar biasa (pas alya saya lahir alami tanpa bantuan apapun termasuk induksik). Setelah induksi dimulai , aku merasa sakitnya sama saja kayak sebelumnya cuma intervalnya lebih cepat, 10 menit kemudian aku mulai merasa panik karena sakitnya makin bertubi tubi, sementara pas dicek detak jantung bayi gak stabil karena dipicu rasa panikku, so bidan memasang oksigen. Trus tiba tiba terasa dibagian belakang ada sesuatu yang besar yang menekan di bagian bawah, wah saat itu bener bener aku udah gak tahan pengen "Push", trus udah deh aku panik lagi panggil-panggil dokter en bidan (udah gak inget instruksi senam hamil sama sekali), aku bilang kalo aku sudah pengen "push" saat itu. Disuruh nahan lagi karena periksa bukaan, trus bidan bilang bentar lagi ya bu, aku terus bilang udah gak bisa tahan lagi.

Kemudian dr. Husen mulai periksa dalam lagi en bilang, " oke bu, kita siap siap sekarang ya, tunggu aba aba saya ya.......saat kontraksi datang ibu tarik napas panjang en then Push ya bu,". Trus entah darimana tiba tiba ada kekuatan yang luar biasa , saat itu aku merasa semangat banget en merasa punya tenaga luar biasa untuk mulai mengejan. Papanya Alya sudah siap sedia menahan punggungku supaya agak tegak, salah satu kakiku diposisikan menjejak pinggangnya si Dokter (aduh punten ya dokter), supaya posisi jalan lahir terbuka lebar. Trus agak samar samar aku merasa blio memecahkan selaput ketubannya.


Nah ini dia saatnya...tiba-tiba kontraksinya terasa datang bergulung gulung, terdengar aba aba dari dr. Husen, Saat itu dg posisi siap melahirkan, aku ambil napas panjaaang.....en then "Pushhhhhhhhhhhhh" panjaaaaaaaang dan panjaaaaaanggg banget, pokoknya aku konsentrasi banget untuk push dengan benar, saat itu aku bener bener inget instruksi instruktur senam hamil cara push yang benar, dagu ditundukkan sampai menyentuh dada, mata gak boleh merem, dan melihat kebagian perut bawah untuk memberi tekanan dan gak boleh mengeluarkan suara, tarik napas en then push seepanjang panjangnya..


Trus lamat lamat terdengar suara dr. Husen , " bagus bu..wah ibu pinter sekali mengejannya, kepalanya sudah keluar bu, tinggal bahunya ya...". Denger Dokter ngomong begitu, aku makin membabi buta "push" nya...karena masih punya tenaga aku dorong sekali lagi.....tiba tiba ada sesuatu yang besar dan licin keluar..blubbbbbb. Dan ajaibnya, semua rasa sakit yang luar biasa tadi hilang semua. Trus terdengar suara dokter Husen " eh..eh..ngajol"....he.he..he. ternyata saking semangatnya kali ini cukup mengejan sekali en bayinya sudah lahir ..bahkan saking kuatnya tenagaku, si bayi lahir dengan cara lompat ... Trus setelah itu dr. Husen menekan nekan perutku....trus dia kasih aba aba lagi untuk push sekali lagi......tiba tiba sekali lagi ada gumpalan gede en dingin keluar dari sana-plasenta aka ari ari keluar dg lancar...setelah itu barulah terasa perih perih gak karuan. Saat itu jam menunjukkan pukul 4.40 WIB.


Phiuh..alhamdulillah ya allah saya telah melahirkan dengan selamat dan bayi saya sehat, terimakasih ya allah - Selamat Datang Aisha Nisrina Nadia itu kata kata pertama dari bibirku, papa alya pegang tanganku erat-erat trus memeluk aku dan kulihat berkali kali blio mengusap air matanya. Blio bilang takjub banget pada saat menyaksikan kebesaran Allah, melihat kepala bayi muncul dari dari bawah san , trus kepalanya berputar sendiri ngadep keatas en then seluruh badannya keluar. Trus aku yang malah menghibur blio,"papa inget mamanya papa ya? sabar ya pap... makanya kita harus sayang dan hormat dengan orang tua kita ya pap". Si papap mengangguk lemah sambil masih merasa terharu biru. Setelah si adek bayi nangis, en entah disedot ato apa gitu trus dilap, papa alya mengadzani si adek bayi.

Kemudian sesuai request, setelah dilap si adek bayi yang warnanya masih putih putih pucat itu ditaruh didadaku - kudekap erat banget..trus dengan takjub berkali kali aku dan papa alya mengucap takbir dan hamdalah. Setelah setengah jam, si adek bayi nemuin kendi minumnya...sayang tiba tiba badanku menggigil sampe agak bergetar (soalnya saat itu aku jg sambil dijahit)....aku takut si adek bayi lepas dari dekapanku, aku minta bidan untuk ambil bayiku. Mungkin cara IMD nya agak salah ya, karena bayi gak ditaruh diperut supaya merayap ke dada, tapi ini langsung ditaruh didada....tapi gak apa apa , at least dia nemuin sendiri kendi.

Setelah selasai jahit menjahit, dr. Husen bilang kalo bayinya sehat, cuma diwajahnya /pipinya ada tanda biru-biru, dan ruam ruam merah. Dokter anak yang akan mengobservasi selanjutnya. Dr Husen menucapkan selamat kepada kami, trus kita jg berterimakasih sekali untuk dr. Husen telah menolong kelahiran adek bayi, dengan ketenangan luar biasa. Trimakasih ya dok.

Menurut bidan, aku masih harus diruang VK untuk pemulihan selama minimal 3 jam untuk mengontrol perdarahan dan melihat apakah rahim bisa kontraksi. Justru setelah melahirkan aku malah merasa seger banget, gak ngantuk - padahal aku gak tidur sejak bangun pagi kemaren sampai hari ini, aku sama sekali tidak bisa tidur sama sekali. Malah papanya Alya yang teler berat, blio minta ijin untuk tidur sebentar diruang tunggu. Sebelumnya kita sms ke orangtua, kerabat, handaitolan, tetangga en temen temen. Oiya saat itu kita sepakat memberi nama bayi kami "Aisha Nisrina Nadia".

Alhamdulillah ternyata rahimku bisa kontraksi dengan baik , sehingga perdarahannya berhenti tanpa ada masalah yang berarti dan aku mulai dipindahkan ke ruang perawatan. Saat itu kita memang sengaja ambil kamar kelas II - supaya tidak terlalu mahal - tetapi konsekuensinya aku tidak bisa rooming in untuk ASIX dengan si baby dan selanjutnya karena ASIX aku harus bersedia mondar mandir kekamar bayi. It's okay karena kali ini aku betul betul berniat mau memberi Asi Exclusive untuk adek. Insyaallah bisa sampai 6 bulan mendatang.

Jam 10.00 pagi , dr. Susie SpAK mendatangi aku diruang perawatan trus bilang kalo si adek bayi sehat, cuma sekarang lg dites darah untuk melihat ada infeksi gak, karena ketubannya tadi sudah berwarna agak hijau, artinya ketuban sudah terkontaminasi. Untuk memastikan si adek bayi gak kena infeksi akibat menghirup ketuban terkontaminasi. Trus beliau jg bilang kalo mereka akan memenuhi permintaanku supaya si ade diimunisasi Hep B, BCG dan menjelang pulang - imunisasi polio.

Dan satu lagi beliau saat ini sedang mengobservasi apakah warna biru di pipi kanan kiri adek adalah mongolian spot atau hanya lebam/perdarahan dibawah kulit yang sifatnya sementara. Aku sempet kaget, soalnya pas IMD aku gak melihat tanda biru tersebut. dr. Susie menenangkan bahwa bulatan tersebut tidaklah terlalu besar dan lagian tidak berbahaya.


Setelah itu aku sempet nangis, aku mikirnya "duh kasian amat ya kalo ternyata tanda biru tsb adalah mongolian spot, karena tanda tersebut bersifat permanen. Apakah dia nanti bisa menerima kenyataan tersebut, secara dia anak perempuan. Trus gimana kalo udah besar nanti dia merasa different dibanding kakaknya.....". Terus terang saat itu aku merasa bersalaaaaaah banget. Untunglah papanya Alya lebih tegar, trus mengingatkan aku bagaimanapun juga kita harus menyayangi si adek Asha, apa rasanya kalau dia dengan kekurangannya terus dia merasa disisihkan. Aku makin sedih, kasihan....kasihan banget dengan si Adek. Mana anaknya cantik, trus lebih pendiam dibanding kakak, trus mesti menanggung beban seumur hidup ada tanda lahir dipipi kanan dan kirinya. Saat itu kita berdua hanya bisa berdoa supaya Allah memberi jalan terbaik buat kita.

Jam 12.00, adek Bayi diantar ke ruanganku setelah menjalani tes darah dan dinyatakan bebas dari infeksi. Ini kali kedua aku menimang adek Asha, ehem..ternyata kebahagian setelah melahirkan anak kedua sama saja seperti pengalaman melahirkan anak pertama. Saat itu hatiku bungah banget...bahagiaaaaaaa banget. Ngliatin wajah mungilnya - trus matanya jg masih sipit karena bengkak, kulitnya badannya bersihhh banget kecuali kulit wajahnya dipenuhi bintik bintik merah (ini perdarahan dibawah kulit karena wajahnya tertekan di jalan lahir). Trus kuelus pipinya yang berwarna biru en then kuciumi adek Asha...hmmm harum bayi. Setelah itu si adek asha langsung minum Asi dengan lahap..alhamdulillah inilah gunanya IMD.


Si kakak Alya dari tadi pagi sudah sibuk sms en telpon, nanya adeknya sudah lahir atau belum. Pas kita kasih atu kalau adeknya udah lahir dan adeknya perempuan, si kakak jerit jerit kesenengan dan sibuk ngasih tau mbak nah en nur , trus dia pengen segera dijemput buat nengokin adek di rumah sakit.



Jam 3 Sore, papanya pulang mau mengubur Ari-Ari (mengikuti tradisi....) en jemput kakak, karena sesiangan si kakak gak mau tidur sibuk milih baju mana yang akan dipakai menjelang ketemuan perdananya dengan adek Asha. Si mbak Nah (yang sekarang akan pegang adek asha) ikut ikutan gak sabaran pengen ketemu calon anak asuhnya. Oiya inget cerita mama yang mbak nah , sekarang mbak nah ada dirumah kita lagi tetapi kali ini tugas utama mbak nah adalah jagain adek Asha.

Jam 4 Sore, dr. Husein visit ke ruang perawatanku dan beliau gak mau ngresepin obat buat sembelitku cuma disuruh banyak maem serat, sayur, buah en air putih. Blio sempet nanyain adek Asha, "gimana anak sehat kan bu??" . Trus kujawab, " alhamdulillah sehat , hasil tes darahnya juga bagus dok, tapi ini lebam biru dipipinya masih diobservasi, mongolian spot or bukan?. Blio menjawab," Ah gak apa apa kan bu, kan tidak mengganggu kesehatan". "Iya betul dok...yang penting sehat dok", jawabku.

Jam 5 Sore, si Kakak dateng sama mbak Nah en mbak Nur kebetulan waktu itu si adek lagi mimik ASI. Si kakak takjub sekali waktu pertama kali liat si adek Asha. Kata-kta pertama yang keluar dari bibir kakak," ih mama..adiknya cantik sekali, mungil banget, aku boleh cium gak mam? adeknya namanya Aisha Nisrina Nadia ya ma?". Yups si kakak memang sudah hafal sekali nama calon adeknya, karena memang si kakak kita libatkan dalam pembuatan nama ini.

...Adek Aisha panggilannya adek Asha ya mam??"



29 November - 3 Desember 2007

Hari-hari ini bener-bener hari yang menegangkan, even ini menghadapi kelahiran anak kedua buat aku jauh lebih menegangkan dibanding menghadapi kelahiran anak pertama. Karena merasa sudah pernah mengalami, justru sudah terbayang lagi drama proses melahirkan yang bakalan diadepin.


Selain itu juga, perasaanku menjelang melahirkan kali ini malah agak gamang. Tepatnya khawatir akan terjadi sesuatu, soalnya bulan bulan terakhir melahirkan ini justru mendengar berita berita gak mengenakkan disekitarku. Salah satu saudara temen kantorku meninggal pada saat mengalami bukaan 6, penyebabnya kemungkinan besar adalah pulmonary embolism (lengkapnya baca disini) - hal ini terjadi pada siapa saja salah satunya adalah pada saat proses melahirkan . Trus salah satu temen blogger en chatting jg gitu, pertama sms ngabarin kalo sudah melahirkan. Eh disms lagi gak ada kabarnya, tiba tiba 2 hr kemudian ngabarin kalo dirinya lagi tranfusi darah.....waduh sambil agak cemas tp gak berani sms lagi takut mengganggu. Untungnya 2 minggu kemudian sudah mengabarkan kalo dirinya lagi sibuk breastfeeding bayinya. dooooh syereeeem.

Hari senin kontrol terakhir ke dr. Husein sebelum the big day, due datenya masih sama tanggal 4 Desember 2007. Plasenta mulai mengalami pengapuran, tapi si bubba detak jantungnya masih bagus dan air ketuban masih cukup. So dr. Husein minta kontrol lagi tanggal 6 Desember aja seandainya sampai tanggal tersebut belum melahirkan, karena tanggal 4 Desember beliau pergi keluar kota.

Rasa nyeri di pangkal paha makin parah, menurut dr. Husein hal itu wajar karena faktor umur, berat badan aka obesitas en ini kehamilan anak kedua. Jadi selama beberapa hari itu aku sudah gak berani nyetir jauh jauh kecuali hari sabtu en minggu masih sempet senam hamil, trus tiap pagi jalan-jalan pagi ditemenin papanya Alya, itupun jalannya udah kayak keong ama bentar bentar megangin perut...persis kayak orang hamil di sinetron itu.

Kebetulan menjelang cuti kemaren, aku masih punya PR kerjaan kantor, belum finalized pitching EO buat National Meeting bulan February ini di Jogja. Jadi diantara rentang waktu itu aku masih sibuk conference ama kantor, trus ngerjain beberapa kerjaan kantor dirumah.


Trus hari sabtu en minggu jg masih sempet nyetir sendiri buat senam hamil, senamnya ditemenin kakak Alya. Kakak Alya paling seneng nemenin mama senam hamil, tau kenapa?? soalnya setelah selesai senam kita pasti akan disuguhi minuman hangat (teh manis anget or chocolate panas and snack ringan).