Thursday, September 20, 2007

Hiatus


Dear teman-teman tercinta
Untuk sementara, saya mesti pamit dan undur diri
Dari dunia perblogan

Ada sesuatu yang mesti dan sedang saya perjuangkan
Mudah-mudahan ikhtiar ini diridhoi Allah SWT

Insyaallah saya akan tetap posting
Apabila ada sedikit waktu luang

Insyaallah saya akan tetap mengunjungi kalian
meski tidak sering

Insyaallah saya tetap ingin menjalin-
tali silaturahmi dg teman teman semua

Insyaallah saya akan selalu membalas
email-email dari teman-teman

Mohon Maaf Lahir dan Batin Ya

Love
Mama Alya

Friday, September 14, 2007

Puasa

Setiap memasuki bulan ini saya selalu teringat kenangan lebih dari 20 tahun yang lalu yang masih membekas sampai puasa kali ini juga. Saat itu saya baru kelas 4 SD dan baru pada umur itu saya betul-betul punya tekad untuk berpuasa satu hari penuh.

Seperti adat kebiasaan dikeluarga kami, seringkali kita melakukan sahur beramai ramai. Kebetulan rumah pakdhe dan sanak saudara kami berdekatan. Saat itu kami para anak-anak (saya dan sepupu - sepupu saya ) akan makan sahur dirumah Dadhe ( kakaknya bapak saya ). Kami dibangunkan jam 2 pagi untuk makan sahur dimana sebelumnya dituntun untuk membaca niat berpuasa oleh Dadhe (sebutan salah satu budhe kami). Setelah itu baru kami beramai ramai makan sahur dan kemudian meneruskan tidur.

Keesokan paginya kami pulang kerumah masing-masing, mandi pagi dan mulai bermain-main. Seingat saya, dulu sekolah diliburkan selama bulan puasa - 1 bulan penuh. Saat jam 8 pagi perut saya mulai keroncongan , rupanya cacing-cacing dalam perut saya mulai minta dikasih jatah . Karena niatnya berpuasa, saat itu cuma ditahan-tahan. Kok makin lama, si cacing-cacing semakin keras protesnya....perut saya sakit banget. Ternyata, sepupu-sepupu saya juga mengalami hal yang sama. Dan...akhirnya jam 10 pagi kita sukses berbuka puasa - makan sepiring penuh......

Malam harinya kami akan makan sahur bersama lagi, tetapi hari itu kami akan makan sahur dirumah nenek kami. Seperti hari sebelumnya kami dibangunkan untuk makan sahur, saat itu kita disuruh bangun sekitar jam 4, saya ingat karena saat itu kita disuruh makan cepet-cepat keburu imsyak dan sama seperti malam sebelumnya , saat itu kami juga dituntun untuk membaca niat berpuasa, kali ini dituntun oleh nenek. Kami sudah pesimis, besok jam 10 akan berbuka puasa lagi.

Tetapi Anehnya hari itu kami kuat untuk berpuasa sampai maghrib. Saat itu kita bersorak kegirangan, sukses berpuasa. Akhirnya terjadilaah kasak - kusuk diantara kami anak-anak kecil ini, kami mengambil kesimpulan bahwa doa (niat berpuasa) yg diajarkan Dadhe (sebutan budhe= tante= bibi) tidak manjur, dan yang lebih manjur adalah doa (niat berpuasa) yg diajarkan oleh nenek kami.......dan sejak saat itu kami mengira bahwa nenek kami adalah orang sakti... (dukun kaleee....)

Dan akhirnya sejak saat itu kami semua sepakat tidak mau lagi untuk sahur ditempat Dadhe/ budhe dan lebih sering dilakukan dirumah nenek kami , sampai akhirnya tradisi makan sahur bersama hilang dengan sendirinya dan tidak kami lakukan lagi.

Hmmm...setelah saya beranjak dewasa , saya seringkali tersenyum simpul sendiri mengingat hal itu. Mengapa pada saat itu kita mengambil kesimpulan bahwa doa dari Dadhe tidak manjur...... Padahal penjelasan yang logis adalah pada saat makan sahur dirumah Dadhe, jam makan sahurnya terlalu malam sedangkan dirumah nenek makan sahurnya sudah menjelang imsyak. Ya..pantes saja kita tahan untuk berpuasa sehari penuh pada saat makan sahur dirumah nenek. Saat itu yang ada dalam pikiran saya puasa adalah tidak makan dan minum dari

Ya begitulah dunia anak-anak, buat anak-anak puasa adalah menahan lapar dan haus. Setelah maghrib dan mulai berbuka puasa, anak-anak dengan gembiranya akan memuaskan nafsu makan dan minum bahkan cenderung berlebih-lebihan.

Apakah puasa kita masih sama seperti puasanya anak-anak?? apakah betul makna puasa itu hanya untuk menahan nafsu syahwat, lapar dan haus?? sudah bisakah kita memaknai puasa yang sebenarnya??. Mudah-mudahan kita menjadi golongan orang-orang yang berpuasa dengan tujuan untuk mencapai ketakqwaan dihadapan Allah SWT. Amien ya robbal alamin.

Alhamdulillah tahun ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk bertemu dengan bulan yang suci dan penuh cahaya, bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Marilah kita berlomba-lomba untuk melatih diri kita untuk menambah amal dan ibadah kita di bulan penuh keistimewaan ini.

Marhaban ya Ramadhan..
Semoga ridho Allah selalu menyertai langkah kita untuk mensucikan diri lahir dan batin
Selamat Menunaikan Ibadah PUasa
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Tuesday, September 4, 2007

Insyaallah Perempuan............

Sore itu waktu buat kontrol kandunganku ke dokter, tak ketinggalan Alya dan papanya ikut melihat monitor USG di ruangan praktek dr. Husein Sutakaria, SPOG

"Sudah terlihat jenis kelaminnya ato belum ya dok?" tanyaku
"iya kita liat dulu ya bu....Hayo ..kakak maunya adek cowok atow cewek?"tanya dr. Husein dengan ramah sambil sibuk mengutak atik alat USG
"cewek...."jawab Alya dengan suara mantap
"Sebentar ya....wah iya bener niy....adeknya cewek niy...wah kemaren kakak berdoa minta adek cewek ya?" kata dr. Husein sambil tersenyum
"Alhamdulillah ya robbil alamin.." jawabku sambil bernapas lega

Kulihat seulas senyum lebar mengembang dari bibir Alya, kulirik papa Alya...hmmm tersenyum juga. Begitu sampai diluar ruangan dokter ........

"Wah..kayaknya mama mesti hamil anak ke-3 deh" kata papa sambil senyum-senyum
'What's...apa??..maksud papa???...."


" Papa........ ingatlah anak perempuan atau laki di mata Allah sama saja, yang membedakan antara satu dengan yang lainnya adalah tingkat keimanannya saja , mereka semua adalah karunia dan amanah dari Allah buat kita. Yang terpenting adalah bagaimana mempertanggung jawabkan tugas kita sebagai orangtua untuk mendidik, menuntun dan membesarkan mereka sehingga mereka bisa menjadi kaum muslimin dan muslimah yang beriman dan berakhlak mulia dimata Allah SWT. Mendidik dan menanamkan akidah dan islam dalam diri anak merupakan tugas yang sungguh berat, mampukah kita? mampukah kita mendidik mereka? Insyallah kita harus mampu membimbing anak-anak kita untuk beriman kepada Allah SWT. Amien ya robbal alamin".

"Iya mam.....buat papa yang terpenting anak kita bisa lahir dengan lancar dan sehat wal'afiat, trus mudah mudahan anak kita menjadi anak sholehah. Papa sudah cukup bahagia berada ditengah-tengah mama, Alya en dede. I love u mam" terlihat pancaran kasih dan senyuman tulus dari bibir suamiku. That's what I like from him - kebesaran hati dan ketulusan sikap.

Tiba-tiba Alya menyeruakkan kepalanya diantara genggaman tangan kami dan serta memeluk perut buncitku sambil berkata "Aku juga sayang mama-papa dan dede"

We love u our beautiful little girls.