Thursday, March 29, 2007

Untuk Putriku Tercinta

Anakku Alya sayang,
Pagi ini kubangunkan dirimu dengan nyanyian "Happy Birthday"

Lagu kesukaanmu , lagu yang seringkali kau nyanyikan disetiap kesempatan.
Meski dengan suara sumbang, mama senandungkan untukmu.
Hari ini adalah hari istimewa buatmu, kita semua bersyukur kepada Allah SWT atas ulang tahunmu yang ke-4 .


Tapi ternyata kamu masih enggan membuka matamu. Dengan sabar mama menunggumu, memandang lekat wajahmu yang cantik dan kenangan mama kembali 4 tahun yang silam , membayangkan dirimu hanyalah seorang bayi mungil yang dilahirkan di suatu rumah sakit kecil di Bogor dengan panjang tak lebih dari 49 cm dan berat 2.8 Kg. Kesakitan yang luar biasa selama 7 jam lebih seolah-olah sirna begitu saja sejenak setelah kamu keluar dari rahim mama. Allah maha besar, Sujud syukur tiada henti mama & papa panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat yang luar biasa besarnya buat kami. Setelah sekian lama kami menimang-nimang bayi kecil kami, tak terasa sekarang dia telah tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang riang dan penuh tawa, yang selalu mengisi dan menghibur hari-hari mama dan papa. Terimakasih atas Karunia-Mu yang besar ini ya Allah - Seorang putri cantik dan sehat yang Engkau amanahkan kepada kami.

Tiba-tiba bola mata yang bening itu itu mengerjap-ngerjap dan bibir mungilmu menyunggingkan senyum, senyuman yang indah buat mama.
Dengan tak sabar kuraih dirimu dalam pelukan mama, kuciumi wajahmu dan kudekap erat dalam pelukan mama, sambil kubisikkan "Selamat ulang tahun ya sayang, mudah-mudahan Alya jadi anak yang sholehah,sayang sama Allah, rajin sholat, sayang sama Orang tua, , makin pintar, makin cantik, cantik hati dan budinya. Amin." Dan bibir mungilmu berkata,"makasih mama, makasih papa", dan kau raih mama dan papa mu ini kedalam pelukanmu.
Sebuah boneka Nemo menjadi kejutan buatmu, boneka nemo yang dibeli papa sepulang kerja tadi malam tanpa sepengetahuan mama. Dengan mata berkaca-kaca dan nada hampir menangis, kamu protes," Lho kok kadonya gak dibungkus sih, trus kan aku maunya beruang, beruang kutub warna putih."

Jangan sedih sayangku, kamu harus bangga dengan papamu. Beliau bermaksud menyenangkan hatimu dengan memberimu kejutan walaupun beliau tidak tahu bahwa Pole Bear warna Putihyang dibungkus kertas kado lah yang kamu inginkan, bukannya Nemo tanpa bungkus . Sabar ya Nak, mama belum sempat mencarikan hadiah buat Alya , bukan berarti mama dan papa tidak sayang sama Alya, Justru mama & Papa sangat sayang sekali dengan Alya, Alya adalah buah hati mama & papa, Alya adalah bintang kecil mama & papa yang selalu bersinar menerangi hati kami.

Alhamdulillah Ya Allah, mama & papa bersyukur sekali telah Engkau karuniai seorang anak yang baik, sehat , lincah dan pintar dan diberi kepercayaan untuk menjaga, merawat, membesarkan dan mendidik kamu sayang. Hanya sujud syukur dan doa yang bisa kami panjatkan kepada Allah SWT di hari istimewamu ini sayang. Hadiah terbesar buat Alya adalah doa dari mama & papa.

Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Jagalah iman putri kami, Teguhkanlah Imannya
Tuntunlah dia ke Jalan yang benar, Jalan yang Engkau ridhoi
Jauhkanlah dia dari segala marabahaya dan godaan syaitan
Limpahkanlah barokah, hidayah , rahmat serta rizki-Mu yang halal
kepada Putri kami ini Ya Robb
Jadikanlah putri kami sebagai anak yang sholehah, beriman, bertaqwa
berbakti kepada kami orangtuanya, pintar dan berbudi luhur
Alhamdulillah atas anugerah yang tak terkira ini ya robb
Engkau telah mengijinkan kami untuk merawat, membesarkan, membimbing,
dan mendidik putri kami tercinta sesuai dengan ajaranmu ya Allah
Berilah kami keteguhan dan kekuatan iman untuk selalu memenuhi kewajiban kami
atas amanah-Mu ini ya Allah.
Amin-Amin-Ya Robbal'Alamin.
Bogor, 29 Maret 2007
Love
Mama & Papa

Tuesday, March 27, 2007

"Serba Kebetulan"

Saya mempunyai pengalaman yang unik dengan "serba kebetulan" ini. "Serba Kebetulan" yang berhubungan dengan Alya. Serba kebetulan saat mama mengandung dan melahirkan Alya . Dulu saya tidak terlalu menganggap ini istimewa, tetapi lama-lama saya merasa " kayaknya ini sudah ke sekian kali mengalami hal ini".
Dimulai sejak saya mengandung Alya, usia kandungan saya saat itu sekitar 7 1/2 dan setiap minggu saya rajin senam hamil. Kebetulan yang jadwalnya hari minggu hanya di RS Soekojo di Bogor, jadi meskipun RS tempat calon saya melahirkan waktu itu di RSB Melania - Bogor, tapi tiap jam 8 pagi saya rajin ikut senam hamil di sini. Peserta senam hamil cukup banyak ada sekitar 30 an lebih setiap sessionnya. Tentunya diantara ibu-ibu hamil itu saling bertukarcerita seputar kehamilan selama session tersebut, meskipun tidak sampai saling bertukar telepon ria. Nah ternyata setelah beberapa kali ikut, tak dinyana saya "kebetulan" bertemu dengan salah satu ex temen baikku yang sudah tidak pernah ketemu hampir 8 tahun dan dalam keadaan hamil dan ikut senam pula disitu. Sayang sejak hamil sampai saat ini beliaunya sudah pindah keluar pulau dan saya kehilangan kontak.

Kemudian pada saat melahirkan di RSB Melania, di ruang bersalin saya bersebelahan dengan seorang ibu yang juga sedang berjuang melahirkan. Entah saking sakitnya, saya tidak ingat lagi kapan ibu itu meninggalkan ruang bersalin aka sudah melahirkan. Yang pasti pada saat kelas memandikan bayi, saya sempat mengobrol dengan ibu tersebut (sayang saya lupa nama ibu itu, putri kecilnya diberi nama Hana). Tak dinyana setelah 8 bulan kemudian saya lagi memeriksakan kesehatan Alya di salah seorang bidan, kita "kebetulan" bertemu lagi dengan Hana & Mamanya. Alya & Hana umurnya sama persis, waktu kelahirannya hanya berbeda sekitar 3 Jam. Surprised kita bertemu lagi di Bidan yang sama. Sayang saya kehilangan kontak dengan mamanya Hana ini.


2 Tahun yang lalu pada saat kami menempati rumah sendiri, pada saat acara 17 Agustusan tiba tiba ada seorang ibu yang ngajak ngobrol,
Mama Syafa : "Ini mamanya Alya ya?, saya mamanya Syafa. Alya umur berapa sih kok kayaknya bongsor?."
Mama Alya : " 2 th 5 bl mam, iya anaknya agak kegemukan".
Mama Syafa : " Lho sama dong, Syafa juga lho, Syafa tanggal 29 Maret, Alya tanggal berapa?"
Mama Alya : " Lho Alya juga tanggal 29 Maret mam?".
Trus kita tertawa-tawa, wah ternyata lahirnya barengan ya? nanti kalo ulang tahun barengan aja.
Mama Alya : "Dulu melahirkan dimana?" tanya saya.
Mama Syafa : "di RS Melania"

What's..?? Subhanallah. Alya dan Syafa "kebetulan " dilahirkan dihari yang sama dan dirumah sakit yang sama dan dengan dokter yang sama. Alya dan Syafa hanya berbeda 3 Jam, dan sekarang rumah kita hanya dipisahkan oleh beberapa rumah. Dan setelah 2.5 tahun kemudian Alya & Syafa, atas kehendak Allah SWT dipertemukan kembali. Subhanallah.

Dan yang memaksa saya menceritakan serba "kebetulan" yang lucu lagi adalah , beberapa hari yang lalu saat saya menghadiri konseling disekolah Alya seputar perkembangan Alya. Saat keluar dari ruang konseling, saya agak kaget, saat berpapasan dg seorang ibu yang wajahnya terasa akrab buat saya (sambil mencoba mengingat-ingat, pernah ketemu dimana ya???). Tapi karena tidak kenal, ya berlalu begitu saja. Dihalaman sekolah saya sempat ngobrol dengan mamanya mas Rama (temen sekelas Alya), tiba tiba si Ibu yang wajahnya terasa akrab dimata saya juga sedang berjalan kearah kami dan kami berdua dikenalkan oleh mama mas Rama. Ternyata beliau adalah mama Firza , temen sekelas Alya. Firza adalah temen sekelas Alya tetapi hubungan mereka tidak akur. Firza "cowok banget" terlalu powerful dan suka nge-sun cewek-cewek imut. Bahkan salah satu temen Alya yang lain pernah sampai nangis karena mas Firza ini. Ya maklum lah namanya anak-anak, mungkin belum ngerti.
Mama Alya :"Kayaknya saya familiar deh ama mama Firza".
Mama Firza :" Oya...pernah ketemu dimana ya kita?"
Mama Alya :"Dulu pas hamil mas Firza, pernah ikut senam hamil di Soekojo gak?"
Mama Firza :" Iya betul.....betul banget mam."
Mama Alya :" Weleh...berarti kita dulu temen selama senam hamil...."
Ha..ha.ha.. sekali lagi suatu "kebetulan" yang aneh sekali , akhirnya kita bernostalgia seputar senam hamil 4 tahun yang lalu. Jadi Firza dan Alya "kebetulan" sudah berteman sejak dalam perut mamanya masing masing, sekolah di tempat yang sama dan satu kelas pula. Firza lahir tanggal 12 Maret dan Alya lahir tanggal 29 Maret. Dan atas kehendak Allah , mama baru mengetahui bahwa Firza yang seringkali diceritakan Alya adalah putra dari teman senam hamil mama setelah 4 tahun kemudian. Subhanallah.

Hmmm......Kira-kira kita akan ketemu dengan siapa lagi ya Alya?? . Wallahualam. Hanya Allah Maha Besar yang Maha Mengetahui.

Monday, March 26, 2007

"Self Confidence"

Kata "Self Confidence" sangat bermakna dan sensitif buat saya. Mengapa? karena saya termasuk orang yang kadar rasa percaya dirinya sangat rendah. Akibatnya ? Saya merasa tidak maksimal dalam mengembangkan seluruh potensi diri saya dan cukup menghambat saya baik pada saat saya masih menempuh studi maupun dalam berkarier bahkan dalam bersosialisasi. Sepertinya sikap percaya diri saya malah menyimpang menjadi sikap egosentris dan "Self of Laziness" atau "The I cannot attitude" karena adanya perasaan "kurang" yang teramat berlebihan sehingga tidak mempunyai kemampuan potensial yang cukup untuk diolah menjadi keunggulan guna mengalahkan tantangan atau meraih apa yang benar-benar diinginkan. Dan diusia saya yang semakin merayap ini , bukan suatu hal yang mudah untuk mengubah dan memperbaiki sikap percaya diri yang rendah ini. Padahal lingkungan sangat berperan dalam pembentukan sikap percaya diri yang positif, tentu saja saya agak mengkhawatirkan perkembangan anak-anak saya dengan kelemahan yang saya miliki ini. Tidak bisa dihindarkan bahwa sikap over protective dan terlalu banyak melarang tanpa alasan yang jelas juga semakin menambah parah - sikap percaya diri yang positive, dimana disatu sisi yang lain saya ingin anak-anak saya memahami adanya aturan dan norma.

Pada saat awal Alya bermain di PG Rumah Kita sekitar 8 bulan yang lalu, terus terang yang saya khawatirkan adalah sikap percaya diri dan sikap mempertahanan diri, meskipun secara sosialisasi tidak ada masalah sama sekali, bahkan menurut Ibu Principle - sosialisasi Alya excellent. 3 Bulan kemudian kami mendapat perkembangan laporan Alya. Secara umum - perkembangan kognitif, bahasa, sosial emotional, motorik kasar & halus rata rata sudah cukup baik dan bahkan sudah banyak yang memuaskan. Tetapi saya agak terkejut dengan catatan khusus dari Ibu Principle ( Ibu Tisna -yang sudah membidani PG Rumah Kita).
Bunyinya sbb :
"Alya yang periang dan energik tidak mengalami hambatan dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan teman2 barunya. Begitupula dengan bersosialisasi-rasa percaya dirinya yang besar memudahkan ia untuk dapat berteman dengan siapa saja dan bahkan ia menjadi leader bagi teman-temannya. Dalam mengikuti kegiatan rutin di sekolah seperti berbaris, berdoa, slam dll , Alya dapat mengikuti dengan tertib. Selain itu Alya juga sangat antusias terhadap materi-materi yang disampaikan dikelas dan selalu ingin mengerjakan sendiri. Good Girl ! Tambah Pintar ya".
Dalam kesempatan konseling, Ibu Tisna selaku principle di PG Rumah kita, beliau sempet bercerita banyak mengenai aktifitas Alya dan membuat saya lega dan diyakinkan pula bahwa rasa percaya diri Alya yang besar lebih bersifat percaya diri yang positive bukan percaya diri yang menyimpang (egosentris). Memang sifat itu juga ada dalam diri Alya , tetapi masih sangat wajar untuk anak usia 3,5 th.

Kemudian pada saat observasi di TK Al Azhar , sekali lagi saya dikejutkan dengan hasil yang disampaikan pihak sekolah mengenai hasil observasi . Kesimpulan mereka didahului dengan kata " Alya mempunyai rasa percaya diri dan inisiatif yang besar dan tanpa bimbingan siapapun Alya berinisiatif untuk bersosialisasi dan melakukan banyak hal, disamping kemampuan disemua aspek sudah sukup bagus.......bla..bla.bla......, dan Alya bisa diterima di TK ini ". Alhamdulillah, berangsur-angsur kekhawatiran saya mulai sirna.

Ditambah lagi analisa dari " Sahabat sekaligus Guru tempat saya banyak bertanya, yang dengan lugas mengungkapkan opininya sehingga bisa diterima nalar saya" yang dalam postingan saya yang lalu beliau menganalisa bahwa Alya cukup mempunyai rasa percaya diri dan empati yang bagus. Betul sekali yang dikatakan sahabat saya , saya tersadar bukan hanya rasa percaya diri yang tinggi yang harus dimiliki oleh anak-anak, rasa percaya diri juga harus ada remnya, harus ada batasannya. Apa batasannya ? Empati...tepat Auntie...saya setuju sekali. Tanpa ada empati, anak saya hanya akan menjadi manusia yang sombong dan pongah dan justru menggunakan potensi nya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat.

Dan minggu kemaren kami menerima laporan perkembangan Alya yang ke II yang mengatakan bahwa
" Alya tipe anak yang periang dan bernai karena rasa percaya diri yang kuat. Ia ingin selalu tampil disetiap kesempatan seperti dalam hal bernyanyi dan menceritakan suatu hal yang dialaminya. Pada kemampuan motorik halus hasil kerjanya nampak lebih rapi dan "Colorful" dalam mewarnai. Begitu pula dengan kemampuan kognitifnya Alya mudah menyerap informasi yang disampikan dalam kegiatan disekolah, maka tak heran ia mudah mengingat huruf, angka dan beberapa kata dlam bahasa Inggris. Dalam mengikuti kegiatan rutin( membuka, memakai sepatu, berdoa, dan "greeting")dilakukannya dengan baik. Congratulation Alya"

Sekali lagi hal yang membuat saya yakin bahwa ketakutan tentang rasa percaya diri Alya sedikit demi sedikit mulai terkikis. Dan saya lega sekali, meskipun saya sebagai mama, pendidik sekaligus sahabat buat Alya memiliki kelemahan yang tidak patut diteladani tetapi sekuat tenaga saya berusaha mencari cara terbaik untuk mendidik Alya.
Disamping lingkungan sekitar yang juga banyak menempa mental Alya seperti lingkungan sekolah yang sangat kondusif dalam menstimulasi rasa percaya diri Alya (dengan tenaga pendidik yang sangat kompeten, ceria, sabar dan sangat dekat dengan seluruh anak didiknya)- Bravo PG Rumah Kita. Kemudian juga lingkungan dirumah termasuk pengasuh Alya , sahabat-sahabat Alya (Bela, Firly &Rayi), Om Davit & Tante Hesti dan juga Papa Wung-Wung dengan kasih sayang dan kesabaran yang luar biasa selalu bisa "membalancing" atas kedisiplinan yang selama ini saya terapkan untuk mendidik Alya. Dan yang tak kalah besarnya adalah , auntie yang banyak memberi masukan kepada saya sehingga wawasan saya semakin terbuka dan rela meluangkan waktu dan pikiran dalam membagi ilmunya dalam hal bagaimana mendidik anak baik dari segi ilmu agama dan ilmu dunia. Thanks Auntie. Mudah mudahan Allah SWT membalas kebaikan Auntie.

Saat ini yang menjadi harapan saya sebagai orang tua adalah diberi kekuatan dan umur panjang untuk mendidik dan mengarahkan kekuatan dan potensi yang ada di Alya menjadi suatu yang berguna bagi agama, keluarga, dan juga bangsa dan negara. Mudah-mudahan di usianya yang mendekati 4 tahun, Alya semakin memiliki kepribadian dan empati yang kuat dan akhlak yang baik. Amin.

Thursday, March 15, 2007

Enak = Tidak Asin

Judul yang cukup aneh bukan? Yah..saya mempunyai selera yang sedikit unik dengan makanan, dan ini sudah sangat dipahami terutama oleh orang rumah (suami, adek, asisten) dan juga dikalangan temen - temen kantor(sehubungan kita sering having lunch bareng). Salah satunya adalah mengenai rasa "Asin", mengapa saya sebut salah satu, karena ada beberapa hal mengenai selera makan yang dirasa cukup aneh bagi orang-orang disekeliling saya dan akan saya bahas dikemudian hari. Diotak saya, begitu mendengar kata "Asin" , informasi itu diolah oleh Otak menjadi kata = tidak enak. Saya alergi sekali dengan kata "Asin". Seberapapun enaknya makanan tersebut, tapi kalo ternyata menurut lidah saya memberi sinyal "Asin" jangan harap bisa diperbolehkan kedalam perut saya.

Saya dibesarkan dilingkungan keluarga yang tidak suka asin, selama tinggal dengan orang tua makanan yang kita makan rasanya cenderung hambar. Ibu saya lebih memilih makanan dengan rasa hambar dibanding dengan rasa asin. Tentu saja hal inilah yang mempengaruhi toleransi saya terhadap rasa asin dan menjadi pemicu bagi kebiasaan aneh ini. Mengapa aneh? karena alergi "Asin" ini sudah mencapai titik kritis. Meskipun menurut temen makanan ini rasanya sudah cukup, tapi buat saya rasanya pasti keasinan. Jadi apabila pada saat makan saya menyelutuk , ih makanannya gak enak deh....pasti temen saya langsung menyambar " iya rasanya menurut lu asin kan??" Betul sekali, begitu lidah saya menyentuh rasa asin, yang ada dikepala saya adalah panik dan langsung pusing , panik dengan rasa asin. sampai sampai mereka menjuluki saya " iya tuh si Luky kan darah tinggi, makanya gak suka asin..". Kejam sekali. Pernah sekali waktu makan siang bareng temen kantor, kita pergi berenam saya memesan menu yang sama dg salah seorang teman, seperti biasa aku langsun menyelutuk, aduh cap cay nya gak enak niy..., Asin", Kata temen yang lain" gak tuh...gak asin..biasa aja". "Kok punyaku asin ya, cobain deh ?" Kataku ngeyel. Akhirnya saking penasarannya meraka mencoba satu persatu, hasilnya diantara enam orang hanya aku yang merasa capcay tersebut keasinan.

Begitu juga yang terjadi dirumah saya , semua juru masak baru pasti saya doktrin bahwa kalo memasak rasanya gak boleh asin, hambar boleh tapi tidak boleh asin. Begitulan ketidaksukaan saya akan rasa asin dan akhirnya semua orng yang tinggal dirumah saya juga tidak suka dengan rasa asin dan menyebabkan saya malas memasak makanan untuk disuguhkan buat orang lain. Kelemahan saya ini memperkecil kemungkinan saya untuk bisnis dibidang jasa boga. Tapi suatu hari temen sekantor saya memergoki saya makan rawon + 2 butir TELUR ASIN. Dan berkomentar,'lu gak salah makan tu telor, bukannya lu gak suka asin malah makan telur asin sampai 2 butir lagi." Sambil cengar-cengir saya jawab, "ada pengecualian dengan kata "ASIN", yaitu apabila didepan kata "ASIN" ditambahkan kata "TELUR"," jawab saya berdiplomasi. I really hate " asin" but in the other side I Love "Telur Asin " so much.

Wednesday, March 14, 2007

Negosiasi Ala Alya

Kali ini pengen cerita tentang kebiasaan Alya yang agak menonjol akhir-akhir ini. Yaitu mengenai kemampuan Alya untuk bernegosiasi dalam menyampaikan keinginannya terutama yang bertentangan dengan aturan mama. Berikut ada beberapa cerita tentang Alya :

Cerita I
Alya tahu betul bahwa mama melarangnya makan snack sesaat setelah makan siang, sementara kadangkala dia kepingin untuk makan snack dan peraturan ini sangat dipatuhi oleh pengasuh Alya. Suatu saat sehabis makan siang
Alya : (dengan muka manis , mendekati si mbak) Mbak ....mbak tanya sama aku dong
si Mbak : (dg muka bingung...) tanya apa Alya?
Alya : Mbak..tanya "Alya...mau apa lagi sekarang"?? gitu....
si Mbak : (masih dg terheran-heran) Alya mau apa ?
Alya : " Apa ya?...duh di kulkas ada apa ya...?(sambil buka kulkas)/ itu tu apa ya..itu tu yang dipinggir itu apa ya??
si Mbak : " ooo itu yogurt "
Alya ; "Kayaknya itu enak ya mbak....?"
si Mbak : "iya emang enak..emang kenapa??"
Alya : " Kalo gitu aku mau dong mbak..."
si Mbak : " oalah Alya......bilang aja dr td mau yogurt...pake malu-malu bilangnya"
Terpaksa si Mbak mengikuti kemauan Alya , wah ternyata si mBak tidak berdaya oleh rayuan Alya (dan rela ditegur mama) ...Alya tau betul seandainya dia menyampaikan langsung permintaannya tidak akan dikabulkan...si Mbak dijebak terlebih dahulu dengan kata-kata Alya yang lemah lembut...hmm a smart way.

Cerita II
Sejak dini Alya sudah kuperkenalkan dengan buku bacaan, alhasil sekarang sebelum tidur kita dibuat kewalahan untuk membacakan cerita sebelum tidur. Kalau 1 buku cerita sebelum tidur masih wajar, tp kalo diikutin bisa-bisa kita bisa baca 3-4 buku cerita sebelum tidur, waduh tersiksa sekali. Akhirnya sebelum masuk kekamar, saya selalu mengingatkan bahwa dia hanya boleh bawa 1 buku bacaan ke tempat tidur.
Alya : " Ma...bacain buku ini ma..." (terlihat hanya ada 1 buku yang dipegang Alya)
Mama : "Satu aja ya kak...mama udah ngantuk banget.."
Alya : " Iya satu...nih liat aja cuma 1"
Begitu saya menyelesaikan halaman terakhir....ternyata dia mengambil 1 buku lagi dari balik bantalnya dan menyerahkan kepada saya..sambil tersenyum dan berkata
Alya : " Ini satu lagi ya mah...."
Mama : " Lho katanya cuma 1 buku...kenapa jadi banyak (kuintip masih ada 2 buku lagi dibalik bantalnya.."
Alya : " Enggak...nih satu kan yang keliatan...bacain ya ma"
Mama tidak sanggup menolak, melihat argumen dan wajahnya yang tersenyum.

Cerita III
Sejak 6 bulan terakhir Alya mulai mengkonsumsi fresh milk, sebelumnya minum susu formula dan tidak pernah ganti merek. Otomatis, mengubah kebiasannya dengan cara-cara yang menyenangkan tanpa paksaan adalah sungguh suatu usaha yang luar biasa sulit buat kami. Masih mudah apabila mengganti dengan rasa coklat atau strawbery , tapi tidak dengan freshmilk yang plain dan low fat. Begitu juga halnya dengan cereal untuk sarapan, Alya lebih suka Koko Crunch dibanding Corn Flake , dan tentu saja bukan hal yang menyenangkan hati buat sang mama. Sang mama lebih suka Alya minum freshmilk plain - low fat + Corn Flake buat sarapan. Sedangkan Alya lebih suka Freshmilk Strawberry + Koko Crunch.

Mama : Alya, besok pagi Alya kan maunya susu Strawberry, jadi sarapannya cereal putih ya...tp kalo kakak mau minum susu putih - cerealnya boleh yang coklat (baca : Koko Crunch)
Mbak : Tuh Alya, denger kan kata mama...Alya mau pilih yang mana
Tiba - tiba Alya deketin mama sambil memeluk mama sambil berkata ," nih ma..aku kasih tau ma...kalo susu putih- cerealnya juga putih, jadi sama-sama warnanya putih. Tapi kalo susu strawberry - cerealnya yang coklat aja - jadi sama-sama ada warnanya ...gitu ma. Nah karena besok aku minum susu strawberry - jadi cerealnya coklat kan ma??
Duh..mama dan si mbak cuma bisa senyum-senyum.

Cerita IV
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, mama baru pulang dan membawa mainan untuk Alya. Alya tau kalo sudah dari tadi si mbak sudah sibuk menggiring ke tempat tidur , artinya sudah waktunya buat bobo. Setelah mengucapkan terimakasih ke mama, Alya bilang ," Wah ma...maenannya bagus sekali deh...makasih ya ma..kok aku jadi kepengen mainin ya ma....."
"Iya boleh..besok pagi aja ya..." kata mama
"Tapi lebih seru dimainin sekarang de ma...sebentar aja ma...5 menit" Kata Alya
Mama cuma bisa geleng geleng kepala sambil menyerah , " Iya , bener ya..cuma 5 menit ya kak". "Makasih mama, I luv u mama", kata Alya.

Cerita V
Suatu hari dirumah Alya sedang berebut mainan dengan Firly (sohib Alya), keduanya sama-sama keukeh mempertahankan egonya. Dan nampak sekali raut muka Firly sudah keruh sekali- sudah siap untuk meledak marah dan menangis. Tiba-tiba Alya memeluk Firly dan berkata dengan lemah lembut (menggantikan suaranya sebelumnya yang lantang berebut), " iya deh..sekarang Firly yang pegang dulu ya......abis itu nanti aku pinjam ya Fir.. kan Firly baek kan ama aku.." Spontan Firly mengangguk dan mereda marahanya. Dan 2 menit kemudian Alya berhasil mengakuisisi maenan tersebut dengan sukses.

Keliatannya Alya sudah mulai memahami bagaimana karakter mama dalam menetapkan aturan. Seandainya Alya menentang dengan cara frontal & menentang aturan mama secara langsung , menjerit atau marah langsung , merengek-rengek dan bahkan menangis, dia tau bahwa perjuangannya tidak akan membuahkan hasil yang menguntungkan buat Alya dan juga bisa jadi membuahkan hukuman/sangsi buat dia. Begitu juga sikap Alya terhadap teman-temannya.

Mama cukup takjub dengan anak jaman sekarang, bahwa untuk usia sedini ini tanpa saya tahu entah belajar dari mana Alya lebih memilih menggunakan sikap bernegosiasi dengan cara -cara yang lebih menyenangkan (pleasant)-merayu, menggunakan bahasa yang lembut, memulai dengan pelukan dan senyuman,tidak menggunakan kata tidak setuju secara langsung ; Assertif (tegas) dan Firm (teguh dalam pendirian). Sejak saya menyadari ini, saya lebih sering berdialog dan melakukan diskusi dua arah dengan Alya untuk hal apa saja , kadang mengenai agama , pengetahuan umum lainnya dan kadang juga tentang keseharian Alya , biasanya waktu Favourite kami adalah menjelang tidur. Mudah-mudahan point ini menjadi awal yang baik buat perkembangan Alya selanjutnya terutama dalam pembentukan akhlaq, sosialisasi dan emosi Alya. Dan mudah-mudahan kemampuan ini hanya digunakan Alya untuk hal - hal yang positif saja.

Betul sekali bahwa Negosiasi adalah salah satu cara yang cukup efektif untuk menjembatani adanya perbedaan antara dua kubu dengan cara damai dan menyenangkan. Sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Negosiasi terjadi karena orang lain/ kubu memiliki atau menguasai apa yang kita inginkan. Kita bernegosiasi dengan siapa saja, bisa dengan anak, suami, rekan kerja, teman, atasan , sopir angkot, mang tukang sayur, asisten dirumah, dan semua orang yang berhubungan dengan kita. Ah seandainya semua orang bisa menggunakan negosiasi untuk menyelesaikan semua persoalan.

Thursday, March 8, 2007

Ngerjain PR Dulu Ah...

Nila...maaf ya baru sekarang kukerjakan PR-mu. Sekarang tau kan what kind am I? a very-very lazy woman.
1. Records that change your life : Semua lagu-lagu yang bernuansa religius
2. Records you've listened more than once : yang paling parah adalah dengerin Album Raymond lap 1 - 4 sampai khatam dan berulang-ulang selama hampir 4 th terakhir ini ..hu.hu.hu..ini gara-gara kebiasaan Alya mesti dengerin musik sebelum tidur dan lagu yang bisa bikin tidur yang cuma itu-itu aja
3. Records that you just don't understand : Yang bahasanya gak kumengerti
4. Records that made you laugh : Lagunya "Kopral Jono", setiap denger lagu itu aku pasti ketawa-tawa karena inget semasa di kos-kosan 12 th yg lalu sering dinyanyiin ama sohibku (nani) karena saat itu doi lg pacaran ama anak Akmil..he.he.he..Nan jangan marah ya...namamu kusebut di blog ini
5. Records that made you cry : Selalu tersentuh acapkali dengerin lagu syahdu Bimbo "Sajadah Panjang " & juga lagu "Leaving on a Jet Plane" , soale dengernya waktu bekas pacarku lagi dibelantara hutan kalimantan dan gak ada kabarnya selama 1,5 bulan.
6. Records that creeps the hell out of you : Gak seneng dengan lagu-lagu yang jorok, bertema sex dan mengarah ke SARA. Temen kantorku ada yang personil grup band hip-hop , dalam salah satu albumnya mereka nyanyi yang judulnya "Foreplay", disgusting, gak mau denger
7. Records you wish had never been made : rekaman ku sendiri.....ngomong aja fals apalagi nyanyi...
8. Records that you've just listened : Piano Playernya Maxim Mrvica & Kevin Kern
9. Records that you've been meaning to buy (...or steal) : sementara ini belum punya keberanian untuk mencuri..he..he..he..
10. Ngetag siapa lagi ya? Kayaknya udah banyak yang kena timpuk Pe Er ini deh.....Gimana kalo Mbak Wiet aja deh....(punten ya mbak...meskipun kutimpuk Pe Er...daku masih ditraktir di sop sapi ratu prabu kan??) he..he.hhe..
Monggo dikerjakan ya mBak Wiet.

Wednesday, March 7, 2007

Terimakasih Mbak Nah



Sejak kemaren, Mbak Nah resmi tidak mengasuh Alya lagi. Mbak Nah akan pulang kekampungnya di brebes untuk mengasuh putri tercintanya yang cantik dan selalu riang - Neli yang sebatangkara dan hanya diasuh oleh Kakek dan Neneknya dikampung. Buat kami sekeluarga dan tentunya Alya, ini adalah perpisahan yang berat, mengingat Mbak Nah ini sudah bekerja ditempat kami sejak Alya berumur 16 bulan hingga sekarang Alya hampir berumur 4 tahun. Tentunya dengan alasan tersebut, kami tidak bisa menahan Mbak Nah untuk terus tinggal ditempat kami.


Mbak Nah adalah sosok pengasuh yang sabar, jujur, tulus dan tanpa pamrih. Hampir 3 tahun, dengan penuh kasih sayang dan kesabaran yang luar biasa Alya mendidik putri kami tercinta, bukan hanya mengasuh Alya tapi selama ini tanpa pamrih mbak Nah mendidik Alya. Mbak Nah sudah menganggap Alya adalah putrinya kandungnya sendiri, menggantikan kerinduannya akan putri kandungnya yang berumur hampir 6 tahun yang tidak mampu mendengar maupun bicara. Mbak Nah begitu mencintai Alya seperti Alya menyayangi MBak Nah. Dengan senang hati Mbak Nah akan menimang dan menggendong Alya pada saat Alya ngambek baru bangun tidur atau disaat sakit. Dengan setia mbak Nah menggantikan mama selama mama dikantor untuk menjaga Alya pada saat Alya sakit bahkan mesti opname dirumah sakit beberapa bulan yang lalu.
Dengan kesabaran yang luar biasa mbak Nah akan membujuk Alya pada saat Alya ngambek atau kecapean sepulang sekolah. Dengan tulus mbak Nah akan mendekap Alya dipelukannya pada saat Alya mendapat teguran yang keras dari mama. Dan dengan kesabaran yang tiada batas mbak Nah akan menyuapi Alya makan dengan sabar dan sehingga sekarang Alya mampu makan dengan baik dan mau makan-makanan yang sehat dan bergizi seperti sayur, ikan, daging dan Ayam dengan mudah dibanding masa kecil Alya yang menolak seluruh jenis makanan padat. Bahkan dengan susah payah mbak Nah ikutan belajar nyalain komputer , karena Alya sedang demen-demennya main Edu Game - Bobby Bola . Selain itu setia Mbak Nah menunggui didepan teras Mbak Bela atau Ai disaat Alya melakukan kunjungan kenegaraan ke rumah Mbak Bela atau di rumah Ai (sohib-sohib Alya dirumah) dan membujuk dengan sabar disaat Alya enggan diajak pulang. Dan juga Nah rela beresin rumah setelah sohib-sohib alya melakukan kunjuangn balasan ke rumah. Bahkan ibunya Bela-firly dan Ai mempercayakan mereka ditangan mbak Nah.


Perannya luar biasa besar besar selama Alya melewati Golden Age , mulai dari mengajari Alya berbicara, toilet training (Alya udah gak pernah ngompol lagi sejak usia 2 th), mengembangkan seluruh aspek multiple intelegence dari Alya, baik mengajari Alya menyanyi baik lagu berbahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, bersosialisasi, mengenalkan kata-kata dan juga bahasa inggris dan sunda selain bahasa Indonesia (meskipun dengan susah payah), mengajari Alya untuk sholat, menemani mengaji-iqra dimasjid dekat rumah dan melatihnya dirumah dan menghafal surat Al Fatehah dan doa-doa pendek (sejak Alya berusia 2 th), membantu Alya melepaskan ketergantungan dari minum susu melalui dot dan menggantinya menjadi gelas sejak usia 2 th, mengajari Alya akan kesabaran dan kehalusan budi tutur kata dan banyak lagi yang tidak bisa mama sebutkan satu persatu. Sehingga Alya tumbuh menjadi anak yang pintar, baik, sholehah dan mempunyai empati yang tinggi terhadap orang-orang disekelilingnya.


Terimakasih mbak Nah, kami sekeluarga belum mampu membalas seluruh kebaikan mbak Nah selama ikut dengan keluarga kami. Tentu saja kami sangat merasa kehilangan mbak Nah meskipun saat ini kami sudah menganggap Mbak Nah sebagai bagian dari keluarga kami dan kita masih bisa bersilaturahmi kapan saja , tetap saja kita tidak bisa bertemu setiap saat. Kami sekeluarga hanya bisa mendoakan mudah -mudahan Allah SWT yang akan membalas seluruh amal kebaikan mbak Nah. Mudah-mudahan Mbak Nah & Neli selalu dilimpahkan kebahagiaan, kesehatan dan juga rizki yang halal. Maafkan mama , karena mama belum bisa membantu kesembuhan Neli secara maksimal , Insyaallah dikemudian hari mama diberi kesempatan dan rizki untuk meneruskan pengobatan yang lebih baik untuk Neli . Amin.


Pintu rumah kami akan selalu terbuka lebar untuk kedatangan Mbak Nah & juga Neli, kapanpun mbak Nah kangen dengan Alya , mbak Nah boleh telpon Alya kapanpun ataupun maen kerumah kami. Dan apabila suatu saat nanti mbak Nah & Neli memutuskan untuk tinggal bersama kami, rumah mungil kami akan siap menampung dan kami akan menyambut dengan senang hati.


Kami sengaja merahasiakan ini sampai saat Mbak Nah akan pulang kampung supaya Alya tidak menolak adaptasi dengan mbak barunya - Mbak Mira. Isak tangis Mbak Nah dan Mama belum mampu dipahami Alya akan perpisahan ini, dia masih menganggap bahwa mbak Nah pulang kampung dan akan kembali kerumah kami lagi. Setengah mati kami menjelaskan bahwa mulai hari ini Mbak Nah tidak akan tinggal dirumah kita lagi dan Alya mulai sekarang tdk diasuh oleh mbak Nah lagi , karena akan menemani Neli dikampung dan tidak akan ketemu Alya dalam jangka waktu yang lama. Alya mengangguk tanda setuju dan mengajak mbak Nah menemani tidur siangnya, Mbak Nah semakin tidak mampu membendung derasnya air mata tanda cintanya kepada Alya, Mbak Nah menangis mengguguk mengingat sebentar lagi tidak bisa memeluk , menimang dan mencium alya setiap hari.
Ini adalah sepenggal percakapan antara Mama, Alya dengan mbak Nahnya tercinta :

Mama : (sambil memandangi mata Alya yang bening) Alya sayang, mulai hari ini Mbak Nah tidak tinggal dirumah Alya lagi dan juga tidak mengasuh Alya lagi, karena mbak Nah akan pulangkampung.

Alya : Tapi nanti kesini lagi kan mbak??

MBak Nah : (dengan sambil bercucuran air mata) Mbak Nah mau pulang kampung dulu , mau nemenin Neli dikampung dulu ya Yak....jadi mbak kesininya masih lama, ntar kalo Alya udah besar...

Alya : Yang cepet aja pulang kampungnya mbak....(memandangi Mbak Nah lekat-lekat, seolah-olah melalui matanya dia ingin melarang mbak Nah pulang kampung)

Mbak Nah : (makin sesenggukan) Iya nanti kalo Alya udah SD mbak mau tinggal disini lagi sama Neli, trus nanti mbak sering-sering telpon Alya dan nengokin Alya. Alya sing pinter ya , cepet gede dan sayang ama mama papa.(sambil nubruk , memeluk dan menciumi wajah Alya).

Mama gak mampu berkata -kata lagi dan ikutan banjir air mata dan meluk Nah dan Alya

Tiba-tiba Alya berkata : Salam ya mbak Buat Neli......(ya Allah ..betapa sayangnya Alya dengan Neli...), nanti Neli suruh kirim salam buat Aku ya Mbak.......(Aduh....si Nah sampai terduduk ndeprok dilantai saking gak bisa nahan emosi.....)

Mama : Sudah Nah..jangan begitu..nanti Alya makin sedih, kasihan Alya. Kakak ...sekarang mbak udah mau pergi..kakak cium mbak Nah ya.

Dengan spontan Alya mencium pipi kanan dan kiri Nah dan Nyium dahi Nah serta menepuk-nepuk punggung Mbak Nah...(seperti ritual kami-Alya,Mama& Papa dalam menyatakan rasa sayang).

Saat itu Alya masih ber"say good bye" dengan riangnya pada saat Mbak Nah mulai meninggalkan rumah kami.....karena mungkin dia belum mengerti, entahlah esok hari pada saat dia merindukan mbak Nahnya.

Kalau lah ada sumur diladang, bolehlah kita menumpang mandi

Kalau lah ada umur panjang, Mbak Nah semoga kita bisa segera berjumpa lagi

Tulisan ini kudokumentasikan di blog, sebagai rasa terimakasih kami buat MBak Nah atas pengabdiannya dan kasih sayangnya dan dengan harapan akan menjadi kenangan yang indah bagi keluarga kami dan juga Alya bahwa Mbak Nah pernah ada dalam kehidupan kami dan selanjutnya menjadi saudara kami. Kelak apabila Alya sudah besar nanti tetap bisa menjalin silaturahmi dengan mbak Nah dan Neli. Mudah-mudahan jalinan tali silaturahmi dengan mba Nah dan keturunannya tidak akan ada putusnya. Amin. Kami (Alya, Mama, Papa, Om Davit, Mbah Uti & Mbah Kung, Kakek-Nenek, Mbah Uti Depok dan juga Tante Hesti) sangat menyayangi Mbak Nah dan akan merindukan Mbak Nah. Selain itu sohib Alya (Ai, Firly dan Bela serta mamanya - Bu Titi & Bu Yanti) juga sangat kehilangan mbak Nah. Mereka berharap penggantinya mbak Nah akan sebaik Mbak Nah, dan menyayangi Alya dan sohib-sohib Alya dengan setulus hati. Amin

Sampai Jumpa Mbak Nah...We will miss U