Thursday, April 19, 2007

Persabatan di Mata Saya adalah........Uhm...

Seharusnya tulisan ini sudah saya posting beberapa waktu yang lalu, tetapi saya takut apabila hal yang saya tulis ini adalah salah. Tapi kalau pun tidak saya posting, saya justru mempunyai janji yang harus saya tepati kepada sahabat baik saya.

Menurut saya pribadi persahabatan adalah suatu hubungan yang terbentuk karena bermacam hal, bisa karen adanya kemiripan/kesamaan pemikiran, hobby, keinginan, yang pasti ada suatu benefit dari adanya persahabat tsb. Selain itu biasanya dalam suatu persahabatan akan timbul keinginan untuk memberi yang terbaik / rela berkorban antar individu tsb, muncul kesetiaan, kejujuran, empati, simpati dan juga saling pengertian.

Persahabatan sendiri bentuknya juga macam-macam, bisa melibatkan unsur "romantisme" dengan "tentunya" lawan jenis dan bisa juga tidak melibatkan unsur "romantisme" dengan lawan jenis ataupun sesama jenis. Yang ingin saya bahas disini adalah persabatan yang tidak melibatkan unsur "romantisme" dengan sesama jenis maupun lawan jenis.

Terus terang, sejak kecil saya adalah tipe orang yang sangat membutuhkan yang namanya "sahabat" dalam kehidupan saya, bahkan sampai sekarang. Untuk apa?? buat saya adalah untuk lebih membalancing kehidupan emosional saya baik dalam keadaan gembira maupun susah. Buat saya menyenangkan sekali rasanya mempunyai banyak teman dekat baik itu teman dekat perempuan maupun laki laki, saya merasa "ringan" secara emosianal saat saya bisa ngobrol, bertemu ataupun curhat dengan sahabat-sahabat saya.

Total sahabat saya yang sampai sekarang masih bertahan tidaklah banyak ,bisa dihitung dengan jari bahkan. Dan seperti layaknya pertemanan, persahabatan kami juga mengalami pasang surut. Rata-rata sahabat-sahabat saya adalah sahabat perempuan, tapi ada juga beberapa sahabat laki-laki. Entahlah karena sifat atau tipe kepribadian saya, hubungan dengan sahabat-sahabat saya ini agak terlalu "dalam", begitu juga dengan para sahabat saya, sudah seperti dengan saudara sendiri. Akibatnya anak-anak dan pasangan kita pun sering kita libatkan dalam persabatan kami ini. Begitu juga dengan temen deket laki-laki, dengan pasangan dan anak-anaknyapun kita juga dekat. Entahlah? Mungkin cerita saya dibawah ini bisa memberi gambaran mengenai betapa dekatnya hubungan saya dan teman-teman saya.


Yang pasti pernah dalam suatu kesempatan sahabat laki-laki saya & istrinya dimana keduanya adalah alumnus ITB mengadakan reuni dirumahnya , saya yang tidak ada sangkut pautnya dengan ex institusi mereka pun sengaja diundang dan diperkenalkan serta nimbrung dengan teman-teman mereka beserta keluarga mereka. Bahkan pada saat pintu rumah saya rusak dan gak bisa ditutup - disaat suami saya sedang ada tugas diluar kota, dan saya kelimpungan mencari tukang - dengan sengaja mereka datang kerumah untuk mengirim tukang dan menemani Saya dan Alya sampai sore.


Pernah juga suatu saat, temen deket perempuan saya tinggal di bogor melahirkan dan sementara tinggal di rumah orang tuanya di Jakarta, saking sudah saling kangennya dan pengen ketemu , saya dan Alya dijemput suaminya (yang juga adalah temen deket saya) untuk diboyong ke Jakarta dan nginep dirumah orang tua temen saya tersebut. Dan masih teman yang ini juga, dulu sewaktu Alya masih berumur setahun dan kami ditinggal papanya Alya tugas di Medan selama hampir 1 tahun. Hampir setiap minggu si teman dan suaminya dateng kerumah cuma untuk sekedar mengajak maen Alya dan kadang mengajak jalan-jalan Alya dan mereka menyebut diri mereka mama dan ayahnya Alya. Bahkan sewaktu Alya masih berumur 6 bulan ditinggal pengasuhnya secara tiba-tiba, mereka meminjamkan asisten dirumahnya untuk mengasuh Alya sampai saya mendapatkan pengasuh yang baru. Dan seringkali mereka berkata kepada putra semata wayang mereka bahwa tante Luky adalah saudaranya kandung mamanya. Layaknya seperti saudara sendiri, bahkan orang tua temen saya yang ini pun selalu membahasakan diri Kakek dan Neneknya Alya, mereka memperlakukan Alya seperti cucunya sendiri.

Lain lagi dengan cerita sewaktu papa Alya tugas di Medan, saking tidak pernah tinggal disana dan tidak punya sanak saudara sama sekali, sahabat perempuan saya yang tinggal di Medan lah yang sibuk mencari kos buat papa nya Alya dan menjadi penunjuk jalan kesana-kemari. Dan pernah disaat papa Alya sedang sakit dan mesti dirawat di RS , sahabat saya itulah yang menemani ke dokter, mengantar ke rumah sakit dan menjenguknya disela-sela kesibukannya dengan 2 anak, padahal saat itu suaminya sedang tugas belajar di Belanda.

Begitu juga saat sekali lagi papanya Alya dirawat di Rumah Sakit , kondisinya amatlah kritis dan memerlukan tranfusi trombosit, sahabat saya rela untuk meninggalkan jam kantor dan kesibukannya yang luar biasa hanya untuk setia menemani dan memompa semangat dan ketegaran saya dimana kondisi saya saat itu shock total dan hanya bisa menangis dan menangis

Begitu pula disaat ujian demi ujian dari Allah SWT menguji keluarga kami, beban saya terasa sedikit berkurang dengan bercerita dan minta pendapat mereka.

Duh...maaf saya terharu sendiri menceritakan hal ini, bukan bermaksud berbagi kesedihan lho ya. Terimakasih sahabat-sahabatku, Allah SWT yang akan membalas kebaikan kalian dan tetap menjaga persahabatan kita.

Ah inilah balada hidup dirantau, Saya bahagia dengan keberadaan seluruh sahabat-sahabat saya beserta keluarga mereka, sekaligus saya bersyukur dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang ikut baik dalam suka maupun duka. Bagaimana dengan Suami saya?? Alhamdulillah komunikasi diantara saya dan suami cukup terbuka, jadi hal ini tidak menjadi kendala dalam hubungan kami, dan tentunya semua keputusan pasti saya komunikasikan dan mendapat persetujuan dari beliau.

Ya namanya mempunyai sahabat, rasanya manusiawi sekali jika saya kadang merasa "kangen" dengan sahabat-sahabat saya, entah untuk sekedar menyapa, bertemu, curhat ataupun ngobrol begitu juga sebaliknya dengan teman-teman saya terhadap saya. Awalnya saya tidak menyadari ini sampai suatu hari tergelitik membaca salah satu kata dari postingan dari salah seorang
Sahabat, Guru dan Temen Diskusi Saya Terlihat sekali beliau dalam memegang teguh prinsipnya. Saya agak tersentak dan memohon beliau untuk bersedia menulis hal ini tentu saja dari sudut pandang keyakinan kami. Dalam tulisan beliau yang sangat gamblang dicerna yang berjudul "Kangen yang Dilarang" bisa dilihat disini kita bisa melihat jelas batas-batas yang ditetapkan dalam suatu hubungan persahabatan, saya setuju banget dengan penekanan beliau dan saya ingat satu semboyan beliau " Say No to Taqrabuzzina". Terus terang Saya sangat mengagumi prinsip-prinsip beliau , seorang wanita muslimah yang mempunyai prinsip hidup yang tegas, mempunyai wawasan agama yang luas, seorang house wife yang bisa membagi waktu dengan baik diantara kesibukannya dalam menjalankan peran sebagai ummi dari jundi-jundinya, sebagai Istri yang sholeha, dan hebatnya beliau masih bersemangat untuk mengaktualisasikan diri untuk mendedikasikan ilmunya dan sangat "care dan berempati" dengan sahabat-sahabat beliau.

Thanks Ukhty, Ukhty telah mengingatkan saya tentang bagaimana seharusnya bersahabat, bagaimana kita mesti menjaga diri sebagai wanita muslimah dan bagaimana kita tetap menjaga tubuh dan hati kita dari Zina. Insyaallah saya dan sahabat-sahabat saya masih mampu menjaga tubuh dan hati kami dari hal yang diharamkan oleh Allah SWT. Once, hubungan persahabatan kami mengarah ke sesuatu yang dilarang Allah, Insyaallah dengan tegas kami akan memutuskan hubungan persahabatan kami. Bukankan yang ada didunia ini bersifat Fana??

**Tulisan ini saya dedikasikan untuk sahabat baik saya yang saya kasihi - Riny Pratomo serta sahabat-sahabat terbaik saya - Kel. Nani&Mas Zulham, Desi, Tina, Eggy, Yuda, Kel. Mas Dani Ibrahim & Mbak Maya.

10 comments:

angin-berbisik said...

tulisan yang bagus....ya kita mahluk sosial mbak, jadi perlu orang lain juga....

bravo..

Wiet said...

Alhamdulillah aq punya sahabat cewek sejak umur 5thn, tinggal sebelah rumah, seumuran, sama2 blm merit, punya visi misi hidup yang sama, tp byk juga perbedaan sifat... yang pasti qta berdua saling mengisi kekurangan satu dan lainnya..

Oh ya, sampe seusia sekarang ini qta tidak pernah sekalipun bertengkar lho, kalo selisih paham atau pendapat sedikit pasti tapi gk pernah sampai ada yang tersakiti.

Mungkin itulah soulmate aq dalam persahabatan.. mudah2an persahabatanku bisa langgeng sampe akhir khayat. Amiinn

Inayah said...

sama denganku Ki, biarpun jauh dirantau...tapi yang namanya temen dan sahabat, Alhamdulillah makin banyak aja...malah dah seperti keluarga sendiri.

mamoy said...

wah tulisannya bagus banget mba.... jadi inget sahabat lama ihik ihik

salma said...

Betul, palagi aku yg dinasibkan sbg anak tunggal, sahabat itu penting, ga cuma buat seneng² aja... dikala susah juga mau terima kita sbg sahabat. Yg penting kita bisa saling jaga hati n perasaan...

Azzah said...

mbak, terharu aku baca tulisannya.. Friend in Need is Friend indeed.

Nia said...

Persahabatan memang senantiasa indah mbak... :)

Anonymous said...

*bighugs*
Ukhty dan klg yang disayang Allah...segala puji hanya milik Allah,...saya jadi ga enak, terlalu tinggi anti mendeskripsikan bgmn saya. sama-2 belajar ya..

persahabatan jelaslah perlu, setiap hal pasti ada manfaatnya. setiap hal juga masing-2 mempunyai rambu-2nya...

postingan bagus,...siapa bilang anti ga pandai nulis??...layak masuk nominasi TOP POSTING...

-rien-
http://rhandry.blogspot.com

Anonymous said...

@Tia-Angin Berbisik :
Setuju sekali dengan Tia

@Mbak Wiet :
Mudah-mudahan ya mbak, turut doain

@Teh Ina :
Betul teh, aku masih sesama di Pulau jawa aja rasanya begini, apalagi kalau ud beda benua...duh

@Mama Valish :
Masih akrabkan sampai sekarang??

@Mama Mbak Salma :
Betul Mom..saya setuju.

@Azzah :
Hmmm...betul sekali Az

@Nia :
Kata yang tepat...persahabatan itu indah..

@ Rien :
Enggak , itu keluar dari lubuk hatiku yang paling dalam.
Tks Rien..sudah membesarkan hatiku.

Anonymous said...

persahabatn memang indah Mba...bolehkah saya jadi bagian dari sahabat2 mba