Wednesday, January 17, 2007

Memilih Sekolah

Hari-hari ini kalo kita perhatikan di jalan-jalan , spanduk-spanduk iklan mengenai sekolah sudah mulai semarak. Artinya ini tandanya sekolah-sekolah (biasanya sekolah swasta) sudah mulai membuka pendaftaran murid baru, padahal tahun ajaran baru masih beberapa bulan mendatang. Berbeda sekali dengan jaman saya sekolah dulu, tidak perlu berebut seperti sekarang. Kalau jaman sekarang, terlambat sedikit belum tentu sekolah yang diidamkan masih mempunyai bangku kosong untuk anak kita. Itupun kita harus buru-buru membayar uang pangkal dan SPP untuk beberapa bulan mendatang. Apakah sekolah jaman sekarang sudah sangat komersial? Saya tidak akan membahas apakah sekolah - sekolah saat ini komersial atau tidak, tapi yang ingin saya kemukakan adalah bagaimana memilih sekolah yang mendekati ideal buat anak kita.

Kadangkala kita mengalami kebingungan untuk memilih sekolah yang kita rasa cocok buat anak kita. Karena saat ini banyak berbagai tipe sekolah yang menawarkan berbagai kelebihan. Hal ini yang saya alami sekarang, meskipun Alya saat ini masih bermain di PG Rumah kita sampai akhir bulan Juni nanti , tetapi saat saya sebagai orang tua harus sudah mulai hunting mencari sekolah , keluar masuk dari satu sekolah ke sekolah yang lain. Sebetulnya bagaimana sih kriteria sekolah yang ideal itu?

Saya pernah membaca dari beberapa sumber yang memberikan panduan tentang bagaimana memilih sekolah dasar yang unggul. Salah satunya adalah pendapat Prof Dr. Soegeng Santoso yang menjabat sebagai guru besar Universita Negeri Jakarta dan Pendiri Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini UNJ yang mengatakan bahwa Sekolah dasar yang unggul idealnya memiliki beberapa kriteria, diantaranya adalah sekolah tersebut memiliki guru yang pandai dan mempunyai kepribadian yang matang, metode mengajar yang cocok dengan mata pelajaran yang diberikan guru, keseimbangan antara pelajaran jasmani dan rohani, dan memperhatikan berbagai kecerdasan yang dimiliki anak. Meskipun tidak semua kriteria tersebut harus terpenuhi, sekolah yang unggul paling tidak memiliki sebagian besar kriteria ada disekolah tersebut.


Saya berkeinginan anak saya memperoleh pendidikan formal yang cocok dengan tumbuh kembang serta kepribadian anak dan tentunya memiliki pondasi keagamaan yang kuat. Tujuannya bukan melulu karena Anak saya harus mendapatkan predikat juara kelas ataupun menghasilkan prestasi-prestasi yang lain. Tetapi harapan saya lebih kepada si anak dapat menjalani pendidikan formalnya dengan nyaman, bahagia dan lebih percaya diri serta mendapatkan porsi yang cukup untuk mendalami ilmu agama tentunya. Dan suatu berkah kalau ternyata si anak mempunyai kelebihan dibidang apapun yang tentunya bukan karena adanya suatu paksaan dari lingkungan keluarga.

Meskipun pilihan sekolah (terutama Taman Kanak-Kanak) di Bogor tidak seberagam di Jakarta , namun tetap saja hal itu cukup membingungkan saya. Untuk lebih tidak merepotkan dikemudian hari, saya berharap mendapatkan sekolah yang TK sekaligus SD.
Disetiap kesempatan survey ke beberapa sekolah yang saya perhatikan diantaranya adalah :
  1. Apakah lokasinya cukup strategis, relatif dekat dengan rumah dan lokasi sekolahnya cukup nyaman untuk kegiatan belajar? Apabila sekolah terlalu jauh akan mengakibatkan anak cenderung terlalu capek di jalan dan mengurangi minat belajarnya. Sedangkan apabila lokasi sekolahnya terlalu bising, sedikit banyak akan mengganggu konsentrasi anak-anak saat menerima pelajaran.
  2. Apakah sekolah tersebut cukup memiliki fasilitas yang cukup memadai? artinya sekolah tersebut cukup mempunyai sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar. Paling tidak memiliki ruang kelas yang bersih dan teratur, lapangan olah raga untuk kegiatan di outdoor, hall untuk olah raga indoor, fasilitas perpustakaan serta Lab komputer, fasilitas beribadah yang memadai serta toilet yang terjaga bersih. Kalau sekolahnya sendiri kurang luas dan kurang nyaman, tentunya anak anak kurang leluasa beraktifitas.
  3. Apakah sekolah tersebut dari segi keamanan cukup bagus? artinya pihak sekolah senantiasa memonitor siapa saja yang bisa keluar masuk sekolah tersebut. Apalagi untuk anak-anak Tk atau SD, apakah mereka bisa memonitor antar jemput untuk anak-anak tersebut.
  4. Apakah sekolah tersebut memiliki kurikulum, kepala sekolah dan guru-guru yang cukup berkualitas , yang bisa memberi rasa nyaman saat belajar , rasa senang terhadap mata pelajaran , memperhatikan dan tanggap atas karakteristik masing-masing anak didiknya. Sehingga anak-anak terpacu untuk lebih kreatif, berani bereksperimen serta lebih percaya diri.
  5. Apakah anak saya menyukai calon sekolahnya tersebut? Meskipun masih kecil, saya rasa anak-anak sudah mempunyai hak menentukan pilihan dimana dia akan bersekolah. Meskipun untuk usia sedini ini, pilihannya pun masih banyak kita arahkan.
  6. Dan yang terakhir tetapi cukup penting dalam pengambilan keputusan adalah mengenai berapa besar biaya untuk bersekolah ditempat tersebut? Selain uang pangkal dan SPP, apakah setiap bulannya akan ada tambahan biaya -biaya lain , additional charges untuk ekskul, outbond atau kegiatan yang lain.

Saat ini saya sudah mendapatkan 2 calon Sekolah yang menurut saya sedikit mendekati dengan kriteria yang saya inginkan. Tentunya masing masing memiliki nilai lebih dan kekurangan. Akan tetapi sampai saat tulisan ini saya posting pun saya belum memutuskan Alya akan bersekolah dimana?.

Sumber :www.ganeca-exact.com, Republika (16 April 2004)

4 comments:

Anonymous said...

haluuu Luky dan Alya...salam kenal:)

wah sebentar lagi saya tuh jg yg mo nyari-2 sklh buat ade(anak bungsu sy) dan dari pengalaman anak pertama, inti dari semua pendidikan yg sy harapkan adlh agama, jadi basicnya agama yg kita incer, dan yg g kalah menantang buat sy, homescholling. Dicoba deh, anak-2 sy udah berhasil dicetak dari homescholling :))

Lita Uditomo said...

hallo alya...salam kenal ya..
alya dah besar ya sebentar lagi sdh mau SD..;)

mudah2an bunda luki bisa memilihkan sekolah yg terbaik utk alya yaa..

Luky Ekowati said...

To : Rien
Tks ya udah mau mampir...Tentang Homeschoolling?...That's good idea.. sebetulnya saya tertarik dengan konsep tersebut, sayang aku gak punya nyali untuk mencoba. Tipeku gak cocok sebagai pendidik, gak sabaran + unstable emotional..he..he...he. Takutnya alya trauma untuk belajar kalo yang ngajarin emaknya sendiri

To : Mbak Lita
Matur suwun atas kunjungannya. Taun ini alya baru mau TK Tante..tapi mamaku kayaknya udah heboh..he..he..he..Tks doanya

Anonymous said...

Dulu aku juga bingung nyari sekolah buat si kaka, pengen nya sekolah nya itu ga macem2 deh ngajarinnya, maksud nya kepengen anak seneng belajar, and pengen proses bukan hasil. Alhamdulillah ketemu deh sekolah yg aku cari walau belum di akui sama pemerintah, ya gpp, sukses seseorang kan ga dilihat dari nilai2 nya da sekolahnya :D semoga berhasil ya menemukan sekolah yg tepat buat si bintang kecil :D