Friday, April 18, 2008

ASI Exclusive

Jauh sebelum hamil anak ke-2 saya bertekad akan memilih untuk memberikan ASI Exclusive untuk bayi kedua dan seterusnya kelak. Karena merasa menyesal dengan keputusan saya dulu yang hanya memberi Alya ASI sampai Alya umur 4 bulan saja. Selebihnya...apalagi kalo bukan Alya diberi Sufor.

Maklum lah karena minimnya informasi saat itu dan kampanye ASI belum segencar sekarang, saya merasa syah-syah mengganti ASI dengan susu Formula dengan alasan saya tidak yakin ASI yang sudah diperah dan disimpan masih bagus mutunya untuk diberikan untuk bayi. Selain itu juga, sekali lagi dengan mengkambinghitamkan minimnya informasi, saya buta sekali dengan cara-cara memerah ASI maupun tatalaksana penyimpanannya. Tidak yakin bahwa cara memerah ASI adalah steril dsb.
Menyesal banget, karena susu formula lah Alya (5 th) sejak umur sekitar 4 bulan mengalami sembelit, bahkan sampai menjelang umur 5 tahun ini kalau makanannya tidak dikontrol bisa terulang parah. Gak tega, ingat banget sampai sekarang waktu Alya- 4 bulan mengalami sembelit, pupnya yang keras banget sudah terlihat di ujung anus, sementara si Alya bayi tidak kuat mendorong untuk mengeluarkan pupinya.... Wah siksaan buat saya menyaksikan si Alya menangis meraung raung. Yah gimana sih...orang dewasa aja kalau mengalami hal ini pasti kesakitan..apalagi bayi. Setiap kali Alya mengalami sembelit , saya menangis dan panik. Alhamdulillah masalah nya selesai tanpa melalui pengobatan apapun maupun dioperasi, saat itu saya hanya mengatur pola makan Alya saja. Sempat bikin arrangement dengan ahli gastroentorologi, kalau gak salah namanya Prof. Agus yang praktek di RSIA Hermina Bekasi. Tetapi gak jadi, setiap mau kesana masalahnya sembuh.


Nah berdasar pengalaman pahit tersebut, saya sudah bertekad bulat mau memberikan ASI Exclusive 6 bulan untuk anak ke-2 dan insyaallah bisa sampai 2 th. Karena disinyalir anak ASI jarang mengalami masalah sembelit ataupun kebalikannya diare. Trus dua tahun belakangan temen-temen dikantor saya ibu -ibu muda yang baru punya anak pada rajin memompa ASI nya dan kemudian disimpan, ternyata baik-baik saja.
Karena ada bukti nyata bahwa ASI perah aman-aman dikonsumsi bayi dan tidak rusak kualitasnya barulah saya percaya. Dan beruntung sekali sewaktu hamil , saya mulai berteman dekat dg niam- umina anka yang saat itu jg sedang hamil , meskipun pertemanannya hanya dijalin via YM & SMS, bahkan kopdarpun yang melakukan adek saya (nah bingung kan...iya adik saya - Davit, sudah kopdar untuk kedua kalinya dg ibu yg manis ini. Yah secara kantor mereka bersebelahan). Dari beliau lah saya banyak belajar dan mendapat support yang luar biasa untuk bertekad memberi ASIX.

Segera setelah Asha lahir, saya minta IMD dan saya menegaskan menginginkan ASIX untuk ASha. Alhamdulillah saat itu semuanya berjalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Kolostrum saya keluar dan selanjutnya pun ASI saya keluar dengan derasnya, saya bisa menyusui setiap saat sejak dari Asha lahir dan masih di RS maupun di rumah. , meskipun Asha sering tersedak gara gara terlalu deras aliran ASI nya. Nyeri puting pertama yang berlangsung kurang lebih seminggu pun saya lalui dengan mulus, sakit sih tapi masih saya tahan-tahan dan akhirnya sembuh sendiri dalam waktu seminggu.

Masalah mulai muncul sejak saya bermaksud isi stock ASI , artinya saya mesti mulai belajar memompa. Ini biang keladinya, saya meremehkan bahwa memompa menggunakan pompa manual itu mudah, soalnya setiap kali temen-temen memerah ASI seringkali saya mengikutinya. Ternyata oh ternyata, saya mulai mengalami lecet puting , sangat parah...bahkan pada saat saya memompa ASI untuk mulai saya simpan, yang keluar malahan darah. Putingnya merekah, kayak hampir copot, sakitnya luar luar biasa dan berlangusung hampir 2 minggu. Akhirnya saking sudah tidak tahan dan mulai putus asa dengan rasa sakit yang luar biasa , saya jadi enggan menyusui Asha maupun memerah juga. Ternyata penyebabnya , saya menggunakan corong yang salah, seharusnya saya memakai corong yang elastis tetapi corong yang kerasnya seperti botol malahan yang saya pakai .

Saat itu mental saya jatuh, semangat 45 untuk memberi ASIX hilang lenyap tak berbekas. Sempet nangis karena kebingungan, dan merasa menjadi orang yang paling tidak beruntung sedunia-tidak memberi ASIX, sempet protes mengapa orang-orang itu tidak mengalami seperti hal yang saya alami, dan puncaknya mental saya bener bener jatuh dan berkata kepada suami," maaf saya kayaknya gak bisa memberi ASIX untuk Asha".

Saking sudah putus asa, saya curahkan rasa sakit yang luar biasa saya derita di sms dan kukirim ke Umina Anka dan saya berkata "kayaknya kali ini saya gagal memberi ASIX untuk Asha, saya sudah tidak sanggup menahan sakit yang luar biasa ini pada saat menyusui apalagi memerahnya. Ini sepertinya sebentar lagi nipplenya udah mau copot". Jawaban yang saya dapat membuat saya menangis dan tersadar, dan yang paling penting adalah membuat semangat saya balik seperti sedia kala. Ajaib. Iya....motivasi dari umi anka ini seperti sihir buat saya.

Sejak membaca sms tsb, setiap kali menyusui dan menahan rasa sakit saya berkata kepada ke diri saya," Asha hanya meminta pengorbanan saya untuk memberi ASIX hanya 6 bulan, selebihnya dia tidak membutuhkan ASI saya lagi, apakah saya tega membiarkan Asha dicekoki dg SUFOR ". Dan lagi kejadian aneh saat itu, malamnya tiba tiba badan Asha demam, wkatu itu hampir 38 derajat Celcius. Sempat kebingungan karena gak siap obat panas buat baby, trus belum boleh diminumin air putih satu satunya yang boleh diminum hanya ASI. Deg....disitu saya tersadar bahwa peran ASI saya sangat penting banget buat Asha. Tanpa menghiraukan rasa sakit, malam itu berkali kali saya kasih Asha ASI . Alhamdulillah keesokan harinya badanya langsung anyep nyep...dingin. Subhanallah saya disitu tersadar bahwa memang ASI is the best for baby..ngalahin obat apapun. Jadi sejak itu saya giat banget menyusui Asha..selain itu tersupport jg baca di milis AFB, ternyata saya gak sendirian , banyak ibu ibu yang mengalami hal seperti saya.

Setelah Asha demam, beberapa hari kemudian Ibunda Mertua meninggal. Otomatis saya mesti pergi ke Subang dan tinggalin Asha kurang lebih 2 x 24 jam, dan bodohnya saat itu saya belum punya cooler bag + blue ice ya, PD tidak saya pompa, luber basah kuyup. Tapi ajaibnya karena terendam ASI, alhamdulillah putingnya malah sembuh, tidak sakit sama sekali sejak saat itu. Ajaib banget kan? dari situ saya memetik pelajaran, apabila puting lecet dsb, obat satu satunya adalah ASI itu sendiri.

Setelah sembuh , aku bingung lagi..merahnya gimana sementara kurang 1 minggu lagi saya mesti masuk kerja, saya masih trauma dengan merah pake pompa?? kembali bertanya kepada Uminya anka lagi, perah pake tangan. Waduh hasilnya sedikit mana cukup? Kalau belum terbiasa , susahnya bukan maen memerah pake tangan ini. Pertama -tama cuma mendapat hasil 15 cc, 30 cc itu udah paling top. Itu disertai dengan rasa ngilu di dada, tp gak ada artinya dibanding rasa sakit saat puting hampir copot seperti tempo hari. Bolak - balik searching di internet nyari artikel tentang perah memerah ini. Sambil nyoba lagi memerah pake pompa. Alhamdulillah sedikit demi sedikit masalah teratasi.

Trus menjelang masuk kantor, kembali pusing. Wah kok hasil perahan setiap hari rata rata cuma 120 - 200 ml, khawatir mikirin kalau sudah kekantor ntar gimana? mana cukup 150- 200 ml, persediaan di freezer saat itu baru 15 an botol x 120, padahal asha belum genap 3 bulan saat itu. Kembali bertanya kepada kamus berjalan ini.

Akhirnya tibalah saatnya masuk kantor, agak deg degan, penasaran hasil memerah hari itu. Ah ternyata diluar dugaan saya, hari pertama saya berhasil memberi oleh oleh ASha ASI sebanyak 420 ml. Dan setiap hari nambah terus sampai puncaknya , saking saya memerah dg penuh semangat berhasil memerah 500 ml. Itu dulu. Pernah mengalami masa surut juga, males merah jadi cuma bawa 270 ml dari kantor. Rata-rata normalnya sekitar 400 - 450ml bisa saya bawa pulang.

Ternyata gak cukup berhenti sampai disini, masalah lain muncul . Asha menolak dot. Diminumin susahnya minta ampun. Pertama saya tinggal, seharian cuma bisa menghabiskan 150 -200 ml dari pagi sampai sore. Segala cara dicoba, mulai pakai dot, dot berganti -ganti merek dan bahan (huki latex-silicon), pigeon (latex-silicon), pigeon orthodentic, chico (latex-silicon). Hasilnya?? NUL. It doesn't work. Susah sekali minum susu via alat bantu ini, maunya asha minum ASI dr PD mamanya. Kemudian dicoba pake sendok- tumpah tumpah, disembur -sembur, bahkan kadang kadang ditepok pake tangan. Ngeluh lagi sama si uminya anka lagi (lagi dan lagi dan lagi). Bahkan sampai sampai beliau merelakan Mini Cup nya Medela punya anka yang masih gress buat Asha. Makasih banyak ya non........ Sudah optimis bisa pake cup ini, wah ternyata tangan nya si asha lebih gesit, ditepok lah si cup ini dan mbak nya pun jadi takut pake cup ini..takut melukai gusinya..abis si neng asha ini very hot kalo tangannya nepok-nepok kesana kemari. Ya sudah dipakai nanti waktu belajar minum pake cup aja setelah 6 bulan.

Pertama tama kutinggal kerja, berat badan Asha sempat cuma bertambah 500 gr. Akhir - akhir ini mimiknya bisa sekitar 400 - 450ml dan imbasnya Alhamdulillah sebulan terakhir pertambahan berat badannya mulai normal seperti sebelum sebelumnya yaitu 1000 gr dalam 1 bulan. Cukuplah. Sekarang di usianya Asha - 4 bulan 10 hari , berat si gendhuk sekarang adalah 6.5 Kg dengan panjang 63 cm. Hmmm masih 1 bulan 20 hari lagi Asha lulus ASI Exclusive.

Ternyata tidak segampang bayangan saya memberi ASIX untuk baby. Selain kendala yang kuceritain panjang lebar diatas, ditambah lagi kerepotan pagi menjelang berangkat kantor mesti siapin isi cooler bag : pompa + 4 bj botol + blue Ice + breast pad + handuk kecil, trus benteyongan bawa tas kerja, cooler bag , plus tas isi : roti, susu ultra chocolate low fat, jeruk 2 bj, rantang makan siang- mirip tukang kredit panci dah. Trus parahnya kalo pas papanya Alya gak bisa anter or gak bisa jemput, en gak ada jemputan/tebengan - brerot banget dah. Alamat mesti naek ojek, naik angkot 2 x ganti , en then ngebis, blum lagi ditambah hujan deres. Lengkap sudah.
Ah gak papa lah, demi anak cantik yg ngegemesin disebelah ini apapun rela mama lakuin Nak.
Especially buat umina Anka. Thanks banget ya Niam atas supportnya dan semua jawaban jawabannya yang memuaskan hati. Untung kamu gak bosen sama pertanyaanku en then nglempar daku sendal jepit.

5 comments:

Anonymous said...

well done bu!

aku jg selalu trouble dan butuh perjuangan awal2 menyusui, joint the club :)

Sary said...

memang bener, Ky, selain untuk si kecil, cairan ASI sendiri adalah obat untuk puting yang mengalami lect atau luka :)

memompa ASI memang susah-susah gampang, butuh ketelatenan dan kesabaran dan juga pengetahuan bagaimana cara memerah ASI dengan baik dan benar. Yang paling efektif justru memerah dengan tangan sendiri tanpa bantuan alat hanya saja butuh kesabaran ekstra..

pokoknya santai aja deh..justru kalo ibu stress dan dan tegang ASI nya malah jadi mampet..

menyusui adalah proses alamiah dimana setiap ibu pasti bisa melakukannya, tinggal bagaimana melakukannya dengan hati atau tidak..hehehe..

Anggorowati said...

Ayo mbak..terus berjuang Asha harus lulus ASIX..! Alhamdulillah Raihan lulus ASIX juga. Dulu aku suka ngeluh ke kakakku.. mo mutusin ngasih raihan sufor. Alhamdulillah aku punya kakak yg selalu menyemangati aku utk ngasih yg terbaik buat Raihan..

Cuman aku nyesel mbak.. aku dah ngga meres ASI lagi semenjak Raihan umur 7 bulan.. Raihan ternoda juga deh ma sufor...

Iri bgt klo baca tulisan ibu2 yg cerita tiap ngasi MPASI dicampurnya pakai ASI trs. Smoga aja Mba Luky terus rajin meres ASI utk Asha..

SE said...

mam nanti dikau jadi suporterku buat ngasih ASIX yah..poor shazma gak dapet ASI samsek gara2 sibunda bbay blues hikkss nyesel banged dehh..
Insyaallah buat adek aku udh niat bulet harus ASIX makanya support aku yah say...please...
siap2 aku recokin yahhh hehehehe
btw blue ice apaan sih mam?belinya dimana?apa udh sepaket ama cooler bag?

Ni'am said...

huaaa......akyu telat baca yang ini huhu...

jadi maluuuwww......

ga segitunya kaleee...

eniwei, meski disupport mati-matian, kalow dari ibunya ga ada niat, sama aja tu *pengalaman mensupport temen tapi gagal hix hix*

terusin ASIX nya ya mommy....